Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu
Senin, 07 Mei 2012 – 00:30 WIB
Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional Meru Betiri membuat siswa yang ingin bersekolah harus menempuh jarak yang cukup jauh dan medan yang sulit. Bahkan, ada yang harus naik kuda untuk sampai ke sekolah.
JUMAI dan RANGGA, Jember
UDARA pagi di pinggir hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, terasa sangat sejuk. Sisa-sisa embun yang masih menempel di daun-daun membuat suasana semakin segar.
Aktivitas pagi itu belum terlalu ramai. Hanya tampak beberapa warga yang hendak bekerja sebagai buruh di Perkebunan Bandealit. Tak jauh dari lokasi kantor perkebunan itu, terlihat anak-anak yang sedang berangkat sekolah. Mereka adalah murid-murid SDN Andongrejo 2 dan SMP Satu Atap Andongrejo.
Wajah-wajah mereka sangat segar dan bersemangat. Padahal, murid-murid tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan berjalan kaki untuk sampai di sekolah. "Antusiasme belajar anak-anak di sini memang cukup tinggi," ujar Moch. Pagi, kepala SMP Satu Atap Andongrejo, Bandealit, Kecamatan Tempurejo, awal pekan lalu.
Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri