Jamu Rambah Masyarakat Elit

Jamu Rambah Masyarakat Elit
Jamu Rambah Masyarakat Elit
JAKARTA  - Sudah menjadi warisan budaya nasional, jamu gendong yang biasa di kenal di kalangan menengah ke bawah ini semakin populer di kalangan atas. Bahkan jumlah penjual jamu gendong sekarang kian meningkat dari tahun ke tahun. Selain menyehatkan kebugaran tubuh orang yang mengonsumsinya, jamu gendong juga baik bagi kesehatan pertumbuhan anak. 

Data yang dihimpun di Departemen Kesehatan RI menunjukkan adanya peningkatan itu. Yaitu mulai dari 13.128 orang pada 1989 menjadi 25.077 pada 1995, data tersebut didapat dan belum keseluruhan di tahun 2012 ini. Untuk Daerah Jawa Timur menunjukkan jumlah 3.306 pada 1995 menduduki urutan jumlah terbanyak ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Angka itu masih belum mencakup jumlah keseluruhan penjual jamu gendong, mengingat mobilitas mereka yang sangat tinggi dan akan terus meningkat. Dengan demikian masyarakat masih sangat berminat untuk mengkonsumsi jamu gendong sebagai salah satu upaya untuk merawat kesehatan. Bahkan diyakini jamu gendong ini biasanya sudah menjadi kebiasaan turun menurun.

Selain melestarikan budaya nasional, tak sedikit penjaja jamu gendong yang berusia diatas 45 tahun mengenakan busana kebaya dengan berbalut kain batik. Artinya hal tersebut melekat pada ciri kebudayaan nasional yang cinta akan kain batik dan kebaya yang dikenakan oleh kaum Hawa dewasa ini.”Selain sehat untuk anak-anak dan orang dewasa yang meminumnya, penjual jamu itu juga perempuan hebat karena harus memikul beban yang lumayan berat akan botol jamunya,” tukas Lilis Soliha, 29, warga Jakarta pada INDOPOS kemarin.

JAKARTA  - Sudah menjadi warisan budaya nasional, jamu gendong yang biasa di kenal di kalangan menengah ke bawah ini semakin populer di kalangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News