Protes Mahalnya RSBI, Ibu-ibu Gantung Panci di HI

Kemendikbud Tampung Dua Laporan PSB 2012

Protes Mahalnya RSBI, Ibu-ibu Gantung Panci di HI
DEMO PENDIDIKAN : Puluhan massa yang tergabung dalam Federasi Guru Independen Indonesia menggelar aksi di Bundaran HI Jakarta, Kamis (21/6). Mereka menuntut pemerintah agar segera membubarkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan menggratiskan sekolah. FOTO: M IQBAL ICHSAN/RM
JAKARTA - Protes mahalnya biaya pendidikan rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) tidak hanya terjadi di daerah pinggiran. Di Jakarta pun ibu-ibu wali murid keberatan dengan biaya pendidikan di RSBI. Bentuk protes mereka wujudkan dengan menggantung panci dan alat dapur lainnya di bundaran HI kemarin (21/6).

Aksi protes yang diikuti sekitar 50 wali murid dan sejumlah guru ini mendapat pengawalan ketat dari polisi. Aksi ini diantaranya terdiri dari anggota Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), dan Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ).

Sekjen FSGI Retno Listyarti yang ikut memimpin aksi protes ini menuturkan, pihaknya sengaja membawa sejumlah orang tua siswa yang telah mengeluarkan biaya besar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah berlabel RSBI. Dari pengakuan sejumlah wali murid, mereka telah menyetor antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta supaya anaknya bisa masuk RSBI.

"Kondisi mahalnya biaya pendidikan di RSBI ini tidak bisa dibiarkan," tandasnya. Untuk itu, dia meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menghapus dengan segera kebijakan RSBI ini. Retno menuturkan, kalau RSBI tidak dicabut minimal biayanya bisa dikembalikan lagi seperti sekolah yang bersangkutan belum berlabel RSBI.

JAKARTA - Protes mahalnya biaya pendidikan rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) tidak hanya terjadi di daerah pinggiran. Di Jakarta pun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News