Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan

Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan
Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan
JAKARTA – DPR mendesak agar investigasi kecelakaan pesawat Fokker 27 milik TNI AU di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur harus transparan. Hal ini agar tragedi yang telah dianggap mencoreng dunia penerbangan Indonesia unuk kesekian kalinya ini, tidak terjadi lagi.

“Soal transparan ini penting, kalaupun mereka tidak transparan pada publik, tapi mereka harus transparan pada lingkungannya sendiri, karena itu akan menyangkut dari keselamatan nyawa bagi internal mereka sendiri. Kalau tidak transparan, bagaimana kalau dipakai lagi, jatuh lagi,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Kamis (22/6).

Menurut politisi PDIP ini, pesawat Fokker 27 milik TNI AU yang mengalami musibah kecelakaan di kawasan Halim Perdanakusuma, pada Kamis (21/6), telah dioperasikan TNI AU sejak tahun 1977 dan diproduksi sejak tahun 1975. Hasanuddin menambahkan, Fokker 27 sebenarnya cukup andal untuk kelas menengah. Selain itu, bisa digunakan untuk penerjunan pasukan.

Sebelum tahun 2009, lanjut Hasanuddin, TNI masih memiliki 9 unit Fokker. Namun kini jumlahnya tinggal 5 unit. “Memang pernah ada yang jatuh tahun 2009 jenis pesawat ini, tetapi bukan karena mesin dan sebagainya, tetapi karena hal yang lain. Sehingga disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh TNI AU sudah sesuai prosedur dan cukup profesional. Jadi sekarang yang tadinya 6, kini tinggal 5 unit, karena kemarin jatuh, ini pun masih layak terbang dengan sistem pemeliharaan yang bagus itu dari TNI AU,” ujarnya.

JAKARTA – DPR mendesak agar investigasi kecelakaan pesawat Fokker 27 milik TNI AU di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur harus transparan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News