Jamsostek Bertransformasi setelah di Top Performance

Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (4)

Jamsostek Bertransformasi setelah di Top Performance
Hotbonar Sinaga memberikan materi mengani BPJS Jamsostek kepada peserta Forum Pemred jawa Pos di hotel Labaersa, Riau kamis (1272012). Foto: JPNN

jpnn.com - DIREKTUR Utama PT Jamsostek (Persero), Hotbonar Sinaga juga berkesempatan diskusi dari hati ke hati dengan Forum Pemred Group JawaPos di Labersa Hotel, Pekanbaru. Pada 1 Januari 2014, perusahaan ini juga akan berubah menjadi Badan, yang bertanggungjawab langsung ke presiden. Yakni, BPJS–Badan Penyelenggara Jaminan Sosial—bidang Ketenagakerjaan. Seperti apa persiapannya?

Bukan Hotbonar Sinaga kalau tidak cekatan di atas podium. Mirip seorang dosen, yang sedang menjelaskan detail kesiapan dan problematika PT Jamsostek, menuju BPJS itu. Tidakmudah. Karena perangkat aturan mainnya memang belum ada. Belum selesai dibahas dan dikerjakan oleh DPR RI bersama pemerintah. Tetapi, 2014, semua harus tetap jalan, karena ini amanat Undang-Undang.

Bagi pria yang menggantikan Iwan P. Pontjowinoto menjadi Dirut Jamsostek sejak 2007 ini, masa transisi ini dinilai cukup krusial. Tahun 2011 sudah diundangkan, UU no 24 tentang BPJS. Pada 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan berdiri dan resmi berdiri BPJS Ketenagakerjaan. Lalu, 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan resmi beroperasi. Sedangkan Taspen dan Asabri, baru akan bergabung pada tahun 2029. “Walahualam, saya tidak tahu mengapa penentuannya tahun itu?” ujarHotbonar.

:TERKAIT Nama Hotbonar Sinaga, memang berdarah Tapanuli, Sumatera Utara. Tapi mendengar gaya bicaranya, jauh dari kesan suku Batak. “Iya, saya lahir dan besar di Cipanas, Jawa Barat. Nama saya pakai “Hot” itu mungkin karena berasal dari Cipanas itu. Dan, “Bonar” itu agar selalu benar. Mungkin begitu filosofi orang tua saya dalam member nama,” tuturnya yang membuat sekitar 100 pemred media dengan jaringan terbesar dan terluas di Indonesia itu tertawa lepas.

Seperti diketahui, PT Askes (Persero) akan berubah menjadi BPJS Kesehatan, yang pesertanya adalah seluruh rakyat Indonesia, kaya-miskin, tinggal di desa-kota, laki-laki perempuan, semua tidak terkecuali. PT Jamsostek (Persero) ini akan menjadi BPJS Ketenagakerjaan. “Yang pesertanya juga melingkupi seluruh tenaga kerja, baik formal maupun informal, baik organic maupun outsourching. Nah, dari sini saja sudah rumit membayangkannya,” papar Hotbonar.

Selamaini, Jamsostek adalah kependekan dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenagakerja dalam mengatasi risiko social ekonomi tertentu. Sistem penyelenggaraannya menggunakan model dan mekanisme asuransi sosial.

Jamsostek adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial, yang merupakan pelaksana undang-undang jaminan social tenaga kerja.

Sebagai perusahaan asuransi, sebenarnya performance PT Jamsostek saat ini sedang cantik-cantiknya. Tahun 2011, mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun, dengan total aset Rp 116,6 triliun. Laba itu naik dari tahun 2010 Rp 1,5 triliun, tahun 2009 Rp 1,3 triliun, dan tahun 2008 Rp 1 triliun.

Asetnya juga meningkat dari 2008 Rp 64,5 triliun, 2009 Rp 84 triliun, 2010 Rp 102,7 triliun. “Semua indicator perusahaan kami menunjukkan poin yang sangat positif, yang kami sebut perusahaan ini sedang berada dalam financial flexibility, untuk melakukan investasi, perluasan ekspansi, dan dalam kondisi yang sehat. Bahkan sehat sekali,” jelas orang nomor satu di Jamsostek ini.

DIREKTUR Utama PT Jamsostek (Persero), Hotbonar Sinaga juga berkesempatan diskusi dari hati ke hati dengan Forum Pemred Group JawaPos di Labersa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News