Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, 'Republik' Pertama di Indonesia (1)

Bertahan 107 Tahun sebelum Dihancurkan Belanda

Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, 'Republik' Pertama di Indonesia (1)
Klenteng Lo Fang Pak, di Sungai Purun Besar, Kecamatan Sungai Pinyuh, Pontianak. Klenteng ini merupakan sisa peninggalan dari era kejayaan Lo Fang Pak, pemimpin Republik Lan Fang di Kalimantan Barat. Foto : Hendra Eka/JAWA POS
Jauh sebelum negara Indonesia terbentuk, di Kalimantan Barat berdiri sebuah republik. Negara de jure itu didirikan pada 1777 oleh Lo Fang Pak, seorang perantauan dari Tiongkok Daratan.
 
 DHIMAS GINANJAR, Pontianak
 
TANGAN Xaverius Fuad Asali bergerak lincah membuka halaman demi halaman sebuah buku berbahasa Mandarin. Buku berjudul Het Kongsiwezen van Borneo itu berisi sejarah kongsi orang Tionghoa di Kalimantan yang ditulis J.J.M. deGroot, seorang sejarawan asal Belanda. Tangannya lantas berhenti di sebuah halaman yang bergambar peta Kalimantan Barat.

Peta tambahan dari sejarawan Lo Shiang Lim tersebut dibagi menjadi empat bagian. Selain Kalbar, digambarkan pula arah datangnya orang Tiongkok Daratan ke Kalimantan. "Orang-orang Hakka (salah satu suku di Tiongkok, Red) masuk melalui jalur laut. Lewat Vietnam, Pulau Natuna, lalu masuk ke Kalimantan," ujarnya sambil menunjuk peta.

Kelompok-kelompok yang datang dan bekerja sebagai penambang emas itu lantas membuat persatuan atau kongsi. Biasanya, kongsi tersebut berdasar tempat mereka menambang. Sebelum dihancurkan Belanda, terdapat tiga kongsi besar yang menaungi kongsi-kongsi kecil. Tiga kongsi itu adalah Samtiaokioe, Fosjoen (lantas berubah menjadi Thaikong), dan Lan Fang.

Fuad Asali yang juga sejarawan Tionghoa Kalbar itu lantas menjelaskan bahwa yang terlihat di peta tersebut adalah wilayah kekuasaan Lan Fang. Wilayah itu sangat luas meski kongsi yang didirikan Lo Fang Pak tersebut harus berbagi wilayah dengan Thaikong, kongsi besar lain yang memiliki wilayah di sekitar Montrado, Singkawang, serta Sambas.

Meski sama-sama besar, ada beberapa hal yang membedakan antara dua kongsi itu. Thaikong masih menggunakan sistem feodal, sedangkan Lan Fang lebih demokratis. Selain itu, Thaikong cenderung berdiri sebagai kongsi yang keras serta kurang berpendidikan. "Sangat berbeda dari kelompok Lo Fang Pak yang berpendidikan dan halus," imbuhnya.

Nah, sistem lebih demokratis itulah yang membuat Lan Fang secara tidak langsung diberi gelar "republik". Masuk dalam tanda kutip karena secara de facto tidak ada pengakuan resmi terhadap kepemimpinan Lo Fang Pak secara internasional. Meski, kenyataannya, syarat untuk terbentuknya negara sudah terpenuhi.

Fuad yang sudah berusia 80 tahun itu tidak perlu berpikir lama untuk mengingat kenapa Lan Fang dekat dengan republik. Dia langsung menyebutkan bahwa Lan Fang sudah memiliki rakyat. Mereka juga menyelenggarakan pemilu selama berdirinya republik itu. Mereka juga memiliki sistem perekonomian, perbankan, serta peraturan hukum sendiri.

"Lo Fang Pak juga memiliki sebuah pasukan keamanan sendiri. Tidak untuk menyerang, tapi melindungi teritori sendiri, termasuk dari Montrado (Thaikong, Red)," jelasnya.

Jauh sebelum negara Indonesia terbentuk, di Kalimantan Barat berdiri sebuah republik. Negara de jure itu didirikan pada 1777 oleh Lo Fang Pak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News