Sensasi Badai Salju dari Empire State New York

Sensasi Badai Salju dari Empire State New York
Sensasi Badai Salju dari Empire State New York
BARU seminggu Badai Sandy menyapa East Coast. Sisa-sisa kerusakannya masih belum putih 100 persen di New York, New Jersey, Pennsylvania, Baltimore sampai sebagian Washington DC. Kemarin, giliran Badai Salju bertamu dua hari di New York.

Bagi saya, orang tropis yang bermukim di Jakarta, mendengar hujan salju saja, sudah surprise. Yang ada di kepala adalah, pergi ke luar, berhujan-hujan salju, pakai sepatu kulit tinggi, jaket tebal water resist, penutup kepala, sarung tangan yang tak tembus air. Lalu teriak: hore! Welcome Snow...

jpnn.com - Yang sedikit narsis, cepet-cepet minta tolong orang untuk mengambil gambarnya dari kamera Blackberry, lalu mengganti personal picture-nya. Termasuk statusnya di Facebook dan Twitter, wow dinginnya, bbbrrrrr... Lalu chatting dengan group BBM-nya, sambil menertawakan diri sendiri, mirip Si Kabayan Saba Kota. Sumpah, saya tidak senarsis itu, tapi lebih dramatik dari itu.

Bagi saya, sensasi itu penting. Karena itu saya sangat senang dan menghargai orang-orang berjiwa narsis, karena itu pertanda orang yang punya selera sensasi stadium awal. Makin narsis, dia akan semakin sensasional, dan hobinya terus mencari sensasi baru yang belum terpikirkan orang sebelumnya. Percaya boleh, tidakpun boleh, menjadi narsisme sejati itu, tidak pernah berhenti untuk berpikir "what next" yang tidak kuno, yang selalu bikin orang lain tersenyum.

Pagi itu, 7 November 2012, pemerintah kota New York mengeluarkan early warning, peringatan kepada warganya, melalui televisi, radio dan internet. "Dua hari ini New York akan turun badai salju! Hindari kegiatan di luar rumah, terutama setelah pukl 17.00!"

Kantor-kantor pemerintahan tutup lebih awal. Kantor PBB juga pulang lebih awal, jam 15.00 sudah ciao. Lalulintas sejak pagi terlihat agak kacau, macet, bising suara klakson, mirip di Jakarta kalau hujan deras 60 menit non stop. Macet di mana-mana, genangan air juga banyak. Kesimpulan saya, Jakarta tidak sendiri kalau sudah urusan macet dan hujan.

Saya nekat pergi ke Empire State, gedung tertinggi di 350 Fifth Avenue, New York. Tingginya, cukup membuat gemetaran di kaki, 443, 2 meter sampai antene, atau 381 meter sampai roof. Gedung yang menjadi salah satu icon kota New York ini dibangun 1929, dengan biaya USD 40,9  Miliar. Film-film Amerika yang melegenda juga dibuat di gedung menjulang itu, seperti King Kong 1993,  Dark Night dan Spiderman.

:TERKAIT Saat Barack Obama dinyatakan menang di re-election tempo hari, puncak Empire State Building itu disinari lighting warna Partai Demokrat, biru. Karena itulah saya ngotot bisa naik di bagian paling atas gedung itu. Dengan USD 26, saya boleh naik sampai di balkon lantai tertinggi, 93. Wow, bagaimana rasanya menjemput badai salju dari ketinggian itu? Saya ingin naik lagi ke 102, ternyata tidak diizinkan karena cuaca tidak bersahabat. Angin berhembus superkencang, mungkin tiga kali lebih deras jika dibandingkan di jalur tepi pantai Bintan Golf Course, sana. Kalau main golf di sana, harus menurunkan ukuran stik hingga 2-3 level?

Petugasnya sangat ramah dan humoris. Dengan kecepatan badai sebesar itu, tidak mungkin juga Anda keluar ruangan, bisa terbang dibawa badai? Bisa beku, karena suhu luar sudah beberapa derajat di bawah nol, ditambah pusaran angin kencang dari daratan AS yang membawa salju. Beruang saja memilih tidur, di saat badai tiba? Pikirku, "Saya memang bukan "ber-uang", karena itu saya tidak mau tidur! Saya pilih mencari sensasi menikmati tekanan badai dari puncak tertinggi di New Yok City."

Akhirnya saya diizinkan, meskipun hanya 5 menit. Seperti rencana narsis itu, saya mau merasakan terpaan badai, dengan tangan dan kulit saya sendiri. Saya ingin mengukur dinginnya salju, saya ingin mengetes seberapa lama orang bisa bertahan di tengah gempuran badai! Saya juga ingin mengabadikan momen istimewa itu dengan foto-foto. Ini bukan salju biasa, ini salju berbonus badai. Pasti seru, begitu pikir saya.

BARU seminggu Badai Sandy menyapa East Coast. Sisa-sisa kerusakannya masih belum putih 100 persen di New York, New Jersey, Pennsylvania, Baltimore

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News