Antisipasi Gagal Panen, Butuh Asuransi

Antisipasi Gagal Panen, Butuh Asuransi
Antisipasi Gagal Panen, Butuh Asuransi
JAKARTA- PT Pertani mengakui nasib petani Indonesia masih terpinggirkan. Setidaknya itu dilihat dari masih kecilnya kredit perbankan untuk sektor pertanian. Direktur Produksi PT Pertani Agung Darmawan mengatakan, dari total dana kredit usaha rakyat (KUR) perbankan atau sebanyak Rp 2,7 triliun (60 persen) KUR bukan disalurkan pada sektor pertanian, tapi ke usaha kecil menengah (UKM). Pertanian hanya kebagian 40 persen. Oleh karena itu, Pertani mengusulkan dibuatkan asuransi.

Rendahnya penyaluran KUR untuk sektor pertanian, kata Agung, disebabkan ada stigma bahwa sektor pertanian kumuh dan banyak risiko. Sehingga menjadi tidak bankable. Oleh karena itu, pinta dia, harus ada perbaikan produk perbankan yang lebih inovatif. Data Bank Indonesia menunjukkan, total penyaluran KUR perbankan pada 2012 mencapai Rp 2,7 triliun. Namun hanya 7,73 persen disalurkan untuk pertanian. Sedangkan, yang disalurkan ke sektor perdagangan 47,28 persen.

’’Perbankan harus lebih berani merangkul resi gudang, yang selama ini dinahkodai oleh Kementerian Perdagangan. Misalnya melalui asuransi tanaman agar dihidupkan lagi dan lebih beroperasional di lapangan. Inilah barangkali yang sekaligus menjadi alasan atau tujuan Pertani menggelar diskusi panel,’’ papar Agung ketika menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar PT Pertani di auditorium Graha Gabah PT Pertani, kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (12/2).

Indonesia sebagai negara agraris, lanjut Agung, ironis kalau petaninya masih dipandang sebelah mata. Sehingga para petani sangat sulit mendapatkan kredit dari perbankan.

JAKARTA- PT Pertani mengakui nasib petani Indonesia masih terpinggirkan. Setidaknya itu dilihat dari masih kecilnya kredit perbankan untuk sektor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News