Jumat Agung, Larantuka Berkabung

Jumat Agung, Larantuka Berkabung
Umat Katolik melakukan ibadah Jalan Salib di Gereja Katedral, Jakarta,(29/3). Katedral mengangkat tema Paskah (Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa).Foto : Ade Sinuhaji / JPNN
LARANTUKA - Peringatan Jumat Agung atau Wafatnya Isa Almasih kemarin (29/3) membuat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berubah menjadi kota perkabungan. Warga berbaju hitam-hitam turun ke jalan mendaraskan kidung-kidung ratapan. Mereka melangsungkan prosesi Sesta Vera (Jumat Agung), salah satu momen puncak Semana Santa (Pekan Suci), sebuah tradisi kuno yang hanya ada di Larantuka.

 

Sejak pukul 10.00 Wita, rombongan warga Larantuka plus ribuan peziarah menuju Kapela Tuan Menino di kawasan Sarotari, sekitar 4 kilometer di sebelah timur Katedral Reinha Rosari, Larantuka. Di kapel (gereja kecil) itu, ditakhtakan peti berisi Tuan Menino, perlambang Kanak-Kanak Yesus. Sesuai dengan tradisi, peti tersebut akan diberangkatkan menuju Pantai Kuce di sekitar katedral, "pusat pemerintahan" Keuskupan Larantuka, tersebut.

 

Pemberangkatannya tidak lewat darat. Tuan Menino yang diwujudkan dalam peti berselubung kain hitam itu harus bersampan melawan arus deras Selat Gonzalo (Gonsalus) yang memisahkan Larantuka dengan Pulau Adonara.

 

Sampan itu bercadik. Warnanya, termasuk tenda, dayung, dan pakaian awaknya, serbahitam. Lambang duka. Sebelum pemberangkatan, di Kapela Tuan Menino diadakan ibadat singkat. Ibadat itu pun bernuansa duka. Syair ratapan bernada Gregorian yang menyayat kalbu dilantunkan. Ratapan tersebut terus bergema seiring dengan Tuan Menino menuju perahu.

 

LARANTUKA - Peringatan Jumat Agung atau Wafatnya Isa Almasih kemarin (29/3) membuat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berubah menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News