Tindakan Preventif Kepolisian Dianggap Lemah
Senin, 01 April 2013 – 02:23 WIB
MAKASSAR -- Kisruh Pilkada Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berujung perusakan sejumlah kantor instansi di Kota Palopo diduga terjadi karena tindakan preventif kepolisian yang sangat lemah. Polisi dianggap tidak mampu memetakan potensi-potensi konflik yang terjadi sebelum bentrokan.
Hal itu diungkapkan oleh dosen sosiologi politik Universitas Hasanuddin, Dr Rahmat, Minggu 31 Maret, tadi malam. Menurutnya, pada dasarnya potensi kisruh politik terjadi pada tiga komponen penyelenggaraan pemilu. Mulai dari persiapan pemilihan, pelaksanaan dan pasca pemilihan. Potensi-potensi ke kisruhan ini, kata dia, tidak berhasil di identifikasi oleh kepolisian. "Makanya, tindakan preventif atau pencegahan tidak terjadi disana," jelas Rahmat.
Baca Juga:
Dia mengatakan, pada dasarnya, sinyalemen akan terjadinya kisruh sudah terbaca beberapa hari sebelum rapat pleno perhitungan suara. Di berbagai media massa sudah terbaa potensi itu. Sayangnya, polisi tidak mengambil sikap untuk segera melakukan tindakan pencegahan.
"Mungkin saat bentrokan terjadi polisi sudah melakukan pengamanan sesuai protap. Tapi sensitifitasnya untuk melakukan pencegahan sebelum bentrokan itu tidak ada," jelas dia.
MAKASSAR -- Kisruh Pilkada Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berujung perusakan sejumlah kantor instansi di Kota Palopo diduga terjadi karena
BERITA TERKAIT
- Oknum Dokter Pelaku Pelecehan Istri Pasien Resmi jadi Tersangka
- Korban Terseret Banjir di Muratara Ditemukan Tim Sar Gabungan, Innalillahi
- Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir
- Gubernur Murad Ismail Melantik 399 PPPK, Ini Pesan Pentingnya
- Belitung Timur Mengajukan 1.468 Formasi CASN, Peluang Besar Bagi Honorer
- Innalillahi, Bocah SMP Tewas Terlindas Truk di Palembang, Begini Kejadiannya