Pemusnahan Ladang Ganja Di Batas Konflik

Lokasi Sulit, Terpaksa Minum Air Sungai

Pemusnahan Ladang Ganja Di Batas Konflik
Pemusnahan Ladang Ganja Di Batas Konflik

NANGROE Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu daerah penghasil ganja. Hal ini dikarenakan, ganja produksi NAD dikatakan merupakan ganja terbaik di dunia sehingga membuat para mafia ganja terus ‘menanamkan modal’ di provinsi paling barat Indonesia tersebut. Ini dapat dilihat dari penemuan dan pemusnahan ladang ganja dengan luas ladang yang dapat dibilang sangat fantastis oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dilakukan terus menerus.

Tapi tetap saja ladang ganja tumbuh subur bagaikan jamur. Seperti yang ditemukan BNN baru-baru ini, dengan menemukan 18 titik ladang ganja dengan total sekira 38 hektar di Desa Pulo, Kemukiman Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Diperkirakan 35 hektar ladang ganja ini bisa menghasilkan 35.000 kilogram ganja kering yang siap dipasarkan.

---------

Senin (13/5), pukul 05.45 WIB, saat cuaca lagi mendung dan hujan rintik-rintik turun membasahi tanah Provinsi Nagroe Aceh Darussalam (NAD) dan aktifitas di daerah yang penah dilanda bencana Tsunami tahun 2004 itu masih minim, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar beserta 30 orang petugas BNN dan BNNP NAD yang mengenakan rompi hitam dengan tulisan BNN besar berwarna biru serta dilengkapi senjata lengkap menaiki tujuh mobil dari lokasi salah satu hotel di Jalan P Nyak Makam, Lambuk, Banda Aceh.

Rombongan ini menuju Desa Pulo, Kemukiman Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Dengan tujuan memusnahkan 18 titik ladang ganja dengan total sekira 35 hektar di kawasan hutan lindung NAD, yang ditemukan sebelumnya oleh petugas BNN di Desa Pulo.

NANGROE Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu daerah penghasil ganja. Hal ini dikarenakan, ganja produksi NAD dikatakan merupakan ganja terbaik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News