Tujuh Tahun Semburan Lumpur Lapindo

Tanda Tanya di Lahan 1.041 Hektare

Tujuh Tahun Semburan Lumpur Lapindo
Tujuh Tahun Semburan Lumpur Lapindo
SIDOARJO - Nyaris separo wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, "hilang" karena lumpur Lapindo yang menyembur tanpa henti sejak 29 Mei 2006. Hingga kini, semburan lumpur tersebut menenggelamkan 641 hektare lahan di enam desa. Untuk memastikan keadaan aman, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) berniat membebaskan sejumlah lahan lagi di kawasan semburan lumpur.

 

"Kami memang harus mengosongkan wilayah tersebut," kata Humas BPLS Dwinanto Hesti Prasetyo. Berdasar kajian BPLS dengan beberapa lembaga, wilayah di Jatirejo, Mindi, dan Siring sudah tidak layak huni. Sebab, di tiga wilayah tersebut kerap muncul bubble (gelembung gas). Tanahnya retak dan kondisi air tidak layak pakai.

 

"Ada sembilan RT (rukun tetangga, Red) di tiga desa tersebut yang kami bebaskan. Namun, hingga saat ini, masih ada lima berkas yang belum terbebaskan," ungkap Dwinanto. Pembebasan tersebut didasarkan kepada Perpres Nomor 68 Tahun 2011. Luas lahan di sembilan RT tersebut 31 hektare.

 

Sebelumnya, pemerintah mengosongkan wilayah di tiga desa di Kecamatan Jabon. Yakni, Besuki, Kedungcangkring, dan Pejarakan. Totalnya, 70 hektare. Masih ada 50 berkas yang belum tuntas.

 

SIDOARJO - Nyaris separo wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, "hilang" karena lumpur Lapindo yang menyembur tanpa henti sejak 29 Mei 2006.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News