Ramadan, Anak, dan Pembelajaran

Oleh : Miftahul Jinan*

Ramadan, Anak, dan Pembelajaran
Ramadan, Anak, dan Pembelajaran

jpnn.com - ANAK adalah anugerah. Mutiara yang harus dirawat. Juga tentunya harus diberi bekal positif untuk menyongsong hari depan. Bekal yang diberikan secara kontinu sejak dini dan suri tauladan orang tua menjadi role model-nya. Agar anak-anak itu nanti tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kuat, toleran, dan tentu saja jujur.

Dan Ramadan menjadi momentum pembelajaran bagi anak untuk menghadapi hari depannya. Melalui Ramadan, anak-anak bisa berlatih mengontrol diri, menumbuhkan rasa empati dan toleran. Selain itu, Ramadan menjadi sarana belajar menghormati serta disiplin.

Kontrol diri misalnya. Selama Ramadan, anak-anak tidak sekadar disuruh berpuasa dengan tidak makan dan minum. Namun, mereka juga diajari untuk mengontrol diri agar tidak makan berlebihan. Begitu pula dengan minum. Yang paling utama tentu menahan diri untuk tidak makan sebelum waktu yang ditentukan.

Hal yang tidak mudah memang. Apalagi, anak-anak selalu saja tertarik untuk jajan. Di situlah orang tua harus tampil sebagai model. Orang tua harus bisa menjadi contoh untuk bisa mengontrol diri dengan menjaga puasanya. Tapi, tentu waktu berpuasa seorang anak tidak harus mengikuti jam normal.

Kalau usianya masih dalam tataran sekolah TK, mereka dilatih untuk berpuasa hingga pukul 10.00. Setelah itu, puasa dilanjutkan lagi dengan berbuka pada pukul 14.00 atau 15.00. Kalau sudah duduk di kelas I atau II SD, tentu anak dilatih untuk berpuasa hingga Duhur.

Sepanjang waktu tersebut, pasti bakal ada tantangan, di mana anak terus bertanya tentang kapan waktu untuk makan. Lagi-lagi orang tua harus cerdik bersiasat. Tentu siasat yang menyenangkan dan baik. Misalnya mengalihkan perhatian anak dengan mengajaknya belajar membaca atau bermain di dalam rumah. Atau, mengajak anak tidur. Toh, tidur juga merupakan ibadah saat puasa.

Orang tua juga tidak boleh merasa kasihan untuk membangunkan anak pada waktu sahur. Jika orang tua konsisten dan tidak goyah dengan tangis serta rengekan sang anak, percayalah bahwa ibadah puasa itu akan menjadikan mereka pribadi yang disiplin dan mampu mengontrol diri.

Melalui Ramadan ini pula, anak bakal belajar tentang arti penting menghormati dan berempati kepada orang lain. Dengan merasakan lapar kala siang, mereka akan belajar untuk mengerti penderitaan orang lain yang mungkin dalam sehari hanya bisa makan sekali.

ANAK adalah anugerah. Mutiara yang harus dirawat. Juga tentunya harus diberi bekal positif untuk menyongsong hari depan. Bekal yang diberikan secara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News