Rekor dalam Hujan, Dahlan Ikut Angkat Pete
jpnn.com - REMAJA-remaja itu tampak tak terpengaruh pada hujan yang mengguyur. Gerakan enerjik dari martumba bak penghangat dari dingin air hujan dan hembusan angin di Pantai Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng).
Tidak di situ saja, warga Tapteng yang berkumpul di bibir pantai sepanjang 4 kilometer dari Lubuk Tukko hingga Pantai Bosur tak surut semangatnya. Semua demi rekor MURI.
-----------
Ramadhan Batubara, Tapteng
----------
Ya, Sabtu (31/8), warga Tapteng memang berniat memacahkan rekor tari masal. Sedikitnya 20 ribu warga serentak martumba, tua muda kompak dalam ceria. “Dingin, tapi demi daerah kami ini ‘gak ada masalah,” ungkap seoang peserta Martumba yang berasal dari SMAN 1 Barus.
“Daripada panas, lebih enak dingin. Biar hujan yang penting senang,” timpal rekannya yang lain dengan wajah basah dan rambutnya yang kuyup.
Begitulah, sejak pukul 13.00 mereka memang telah berkumpul di lokasi yang ditetapkan. Tak tampak mimik tak puas, remaja-remaja itu bak mendapat hiburan tersendiri dari program Pemkab Tapteng tersebut.
Apalagi martumba semakin spesial dengan kehadiran Menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, dan tentu saja sang Bupati Tapanuli Tengah Bonaran Situmeang. Ketiga pejabat beserta undangan lainnya pun berbaur martomba.
“Seperti ini hanya ada di Tapteng!” teriak Dahlan melalui pengeras suara darri Pantai Bosur yang suaranya terdengar hingga ke seluruh peserta. Teriakan itu pun langsung disambut gempita peserta martomba yang berada di Pantai Pandan dan sekitarnya.
Kalimat Dahlan setali tiga uang dengan wakil dari MURI. Sebelum memberikan sertifikat rekor yang berhasil dipecahkan, perwakilan MURI mengungkapkan kalau tari masal sepanjang 4 kilometer dengan 20 ribu peserta cukup fenomenal.
“Setahu saya, tidak ada di dunia ini tarian masal sebanyak ini. Dan luar biasanya, hal ini malah tercipta di Tapteng!” ungkapnya yang langsung disambut dengan aksi melompat ke air laut oleh ratusan remaja yang berada di Pantai Pandan.
REMAJA-remaja itu tampak tak terpengaruh pada hujan yang mengguyur. Gerakan enerjik dari martumba bak penghangat dari dingin air hujan dan hembusan
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri