Perajin Tahu Menyesal Ikut Mogok Produksi

Perajin Tahu Menyesal Ikut Mogok Produksi
Perajin Tahu Menyesal Ikut Mogok Produksi

jpnn.com - INDIHIANG - Para perajin tahu mengaku sedikit menyesal usai melakukan mogok produksi. Mereka merasa rugi dan tidak mendapatkan apa-apa dari aksi mogok tersebut. Yang ada mereka harus rela sengsara selama tiga hari kehilangan penghasilan.

”Saya juga tidak mengerti maunya apa pada demo teh. Cuma, ya kalau kemarin tidak ikut, takut digangguin sama yang lain,” ucap Aep Saepudin (34) perajin tahu di Kampung Nagrog Kamis (12/9).

Menurutnya, setelah aksi mogok usai, tidak ada manfaat yang didapatkan perajin tahu dan tempe. Harga kedelai tetap berada pada level yang tinggi. Bahkan menurutnya sempat mau naik lagi menjadi Rp 9.700 perkilo dari Rp 9.300 perkilogram.

”Nggak ngerti da, yang ada mah malah rugi. Saya kan mulai kemarin hari Selasa buat lagi tahu, karena saya cuma dua hari (mogok). Nggak banyak cuma enam puluh lima kilo (buat tahu),” jelasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Elis Suwaryani (29). Menurut dia selama aksi mogok, aktivitasnya menjadi tidak jelas. Tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan untuk mencari uang dari bidang lain. ”Ya kemarin cuma diem aja. Nggak kemana-mana. Nggak bisa masak. Nggak ada duit,” singkatnya.

Sementara menurut Ketua Kopti Kota Tasikmalaya Eri Jauhari harga kedelai saat ini justru mulai mengalami penurunan. Dari semula Rp 9.400 kembali menjadi Rp 9.350 sampai Rp 9.300 perkilogramnya. Sehingga menurutnya secara perlahan, kemungkinan harga bahan baku tahu dan tempe itu akan turun. Namun tidak drastis. ”Ya turunnya antara Rp 50 sampai seratus rupiah lah, sekarang mah,” katanya, melalui sambungan telepon

Eri menambahkan, penjualan tahu dan tempe seharusnya tidak ada harga baru. Karena kenaikan kedelai sudah disiasati dengan memperkecil ukuran. Namun dinamika penjual dipasar, tidak bisa dihindari. Tetap ada penjual yang memperkecil ukuran dan menaikan harga. ”Ya harga tetap cuma memperkecil ukuran. Cuma ya di lapangan ada yang menaikan harga, ada yang memperkecil ukuran,” tandasnya.

Eri mendapat kabar bahwa awal Oktober, kedelai impor Bulog akan tiba di Indonesia dari Amerika. Sehingga dipastikan harga kedelai akan berangsur normal. Harga kedelai Bulog pada kisaran Rp 8.500 perkilogram. ”Bulan depan katanya, kalau tidak salah kedelainya sudah datang,” pungkas Eri. (pee)


INDIHIANG - Para perajin tahu mengaku sedikit menyesal usai melakukan mogok produksi. Mereka merasa rugi dan tidak mendapatkan apa-apa dari aksi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News