Desak Pemerintah Segera Tangani Pengungsi Tanah Retak di Ambon

Desak Pemerintah Segera Tangani Pengungsi Tanah Retak di Ambon
Desak Pemerintah Segera Tangani Pengungsi Tanah Retak di Ambon

jpnn.com - JAKARTA - Sekitar 300 kepala keluarga (KK) di Batu Gaja, Kecamanan Sirimau, Ambon, Maluku, harus menelan kepedihan akibat tanah di rumah yang mereka tempati mengalami keretakan parah. Keretakan tanah yang terjadi di dalam rumah, halaman, maupun jalan akses di permukiman itu membuat sekitar 300 kepala keluarga (KK) mengungsi ke Gedung Serba Guna PLN Ambon.

Menurut tokoh Maluku, Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, warga yang mengungsi itu kini hidup dalam kondisi hidup seadanya. Mereka tidur hanya beralaskan tikar dan kerap diserang penyakit.

Suaidi mengatakan, pemerintah perlu segera turun tangan mengatasi persoalan itu. “Ini tidak bisa dibiarkan, karena ini artinya pemerintah daerah tidak cepat tanggap,” papar Suaidi dalam keterangannya ke wartawan, Rabu (26/2).

Mantan Kepala Staf Umum TNI yang kini menjadi politikus Partai Demokrat itu menambahkan, Kementerian Sosial dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat perlu segera bertemu untuk membahas nasib pengungsi Batu Gaja. Sebab, nasib pengungsi kian memprihatinkan.

Namun ia menyayangkan persoalan prosedural yang membuat penanganan pengungsi terhambat. Akibatnya, kata calon legislatif PD itu, pengungsi harus berlama-lama di pengungsian.

Karenanya ia juga menyarankan pendekatan nonformal untuk mengatasi masalah itu. “Sama seperti permasalahan Rakyat Maluku Selatan (RMS), saya melakukan pendekatan nonformal dengan presiden dan ternyata bisa berhasil. Dan permasalahan ini berlarut-larut selama dua tahun, ini juga harus dilakukan pendekatan nonformal,” katanya.(boy/jpnn)


JAKARTA - Sekitar 300 kepala keluarga (KK) di Batu Gaja, Kecamanan Sirimau, Ambon, Maluku, harus menelan kepedihan akibat tanah di rumah yang mereka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News