Protes Tanda Tangan Karyawan NNT Buat SBY

Protes Tanda Tangan Karyawan NNT Buat SBY
Protes Tanda Tangan Karyawan NNT Buat SBY

jpnn.com - JAKARTA - Ribuaan pekerja tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) semakin risau. Kerisauan ini pun disampaikan dalam aksi tanda tangan sepanjang 200 meter. Gerakan ini merupakan bentuk protes tambang yang ada di Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat tidak bisa lagi mengekspor konsentratnya.

Ketua SPAT PT NNT, Iwan Setiawan mengatakan gerakan penggalangan tanda tangan bersama ini sebagai bentuk keprihatinan para karyawan yang akan disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anggota DPR.

"Gerakan penggalangan tanda tangan bersama ini sebagai bentuk keprihatinan para karyawan," kata Zainudin dalam keterangan persnya,  Jumat (7/3).

Aksi ini dikoordinir pula oleh PUK SKEP, SPSI PT NNT dan PUK SPAT SAMAWA PT NNT direncanakan terus berlangsung hingga hingga  9000 karyawan yang bekerja menadatangani spanduk ini.

"Sedikitnya telah 3000 an karyawan melakukan aksi tanda tangan di atas spanduk 200 meter. Adapun jumlah karyawan Batu Hijau mencapai 9.000 orang sehingga diperkirakan spanduk yang ditandatangani mencapai 300-an meter," ucapnya.

Yoesrawan Galang, mewakili ribuan karyawan PT NNT menambahkan gerakan ini bentuk keprihatinan karyawan pasalnya akibat peraturan bea keluar progresif (Permenkeu No. 6 Tahun 2014) dan Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2014 tentang Pengolahan dan Pemurnian Mineral Dalam Negeri (keharusan membangun smelter).

"Gerakan ini sebagai bentuk keprihatinan  kami sebagai karyawan. Perusahaan menjadi kritis yang pada akhirnya bisa tutup karena sejumlah peraturan pemerintah," ujar Yoesrawan.

Aksi ini kata Dia, tidak hanya karyawan reguler tetapi juga diikuti pembantu rumah tangga, tukang sapu, dan tukang kebun ikut membubuhkan tandatangannya.

JAKARTA - Ribuaan pekerja tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) semakin risau. Kerisauan ini pun disampaikan dalam aksi tanda tangan sepanjang 200

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News