Dikerjakan Kaum Hawa, Direndam 6 Bulan, Harga Ratusan Juta Rupiah

Dikerjakan Kaum Hawa, Direndam 6 Bulan, Harga Ratusan Juta Rupiah
Naila, Burneh, Bangkalan, Jawa Timur. Foto: INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com - Jika ke Madura, mampirlah ke Burneh, Bangkalan, Jawa Timur. Di sana banyak perajin batik tulis. Di antaranya, Naila, yang secara turun-temurun menekuni usaha kerajinan batik.

FANDI TP, Bangkalan

Menurutnya, batik Bangkalan termasuk katagori batik pesisiran, bukan batik pedalaman. Batik pesisiran, lanjutnya, memiliki motif dan warna yang berani, sedangkan batik pedalaman bercorak klasik dan kalem.

’’Hal tersebut karena sifat masyarakat pesisir yang terbuka dari pengaruh budaya luar,’’ ujar Naila saat ditemui INDOPOS (JPNN Group) pada liputan daerah dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perindungan Anak di, Madura, Sabtu (29/3).

Di kediaman Naila, para tamu disuguhi batik katagori biasa dan batik kategori premium. ’’Motif batik Bangkalan lebih dari seribu. Bagi orang luar sangat sulit menghafalnya. Nama motif biasanya terkait dengan gambar apa dan cara pewarnaannya yang dikonsonankan dengan bahasa daerah setempat,” tutur Naila.

Di antara nama-nama motif batik Bangkalan adalah ramo, banjar ramo, rongterong, perkaper, rawan, serat kayu, dan panca warna. Yang paling mahal dan paling terkenal dari batik Bangkalan ini adalah batik gentongan.

’’Batik gentongan dengan motif panji tukul, panji leko, panji susi, dan getoge,’’ beber Naila.

Untuk harga batik tulis Bangkalan sangat variatif, dari Rp 50.000 sampai Rp75.000 yang dikerjakan selama 1 minggu. Adapun batik tulis sutra yang harga sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 dikerjakan selama 1-2 bulan. Sedangkan batik gentongan dikerjakan paling cepat 1 tahun, karena direndam dalam gentongnya saja membutuhkan waktu yang pertama selama 6 bulan kemudian setelah digambar, batik belum jadi itu direndam lagi selama 3 sampai 4 bulan.

Jika ke Madura, mampirlah ke Burneh, Bangkalan, Jawa Timur. Di sana banyak perajin batik tulis. Di antaranya, Naila, yang secara turun-temurun menekuni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News