Pemerintah Negosiasikan Penurunan Diyat bagi Satinah

Pemerintah Negosiasikan Penurunan Diyat bagi Satinah
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar. Foto: Humas Kemenakertrans

jpnn.com - Pemerintah masih terus mengupayakan negosiasi intensif untuk menurunkan angka diyat bagi Satinah, TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan negosiasi terus dilakukan secara intesif melalui berbagai upaya pedekatan formal maupun informal.

“Pemerintah terus berupaya untuk menekan angka diyat dengan berbagai cara. Kita akan negosiasi terus sampai besaran diyat tersebut turun, karena terlalu besar,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di kantor Kemnakertrans, Jakarta, Senin (24/3).

Muhaimin menjelaskan negosiasi intensif disertai pendekatan khusus  dilakukan melalui jaringan kedutaan besar di Arab Saudi, pihak keluarga dan kerajaan Arab Saudi untuk menurunkan besaran angka ganti rugi tersebut.

Selain negosiasi dengan pihak keluarga, kata Muhaimin, negosiasi juga dilakukan melalui jalur diplomatik pemerintahan. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengirim surat permohonan pemaafan dan keringanan diyat kepada Raja Arab.
 
“Namun informasi yang kami peroleh dari kalangan kedutaan, raja hanya pada tataran mengimbau keluarga untuk menurunkan tuntutan. Penentuan diyat tersebut merupakan wewenang keluarga.” Kata Muhaimin.

Menurut Muhaimin, uang diyat yang dibebankan kepada satinah terlalu besar dan tidak rasional. “Untuk kasus yang sama, biasanya diyat hanya setara dengan Rp1 miliar. Untuk Darsem, yang diancam hukuman mati sebelumnya saja, kita  telah membayar sekitar Rp 4 miliar,” katanya. (jpnn)


Pemerintah masih terus mengupayakan negosiasi intensif untuk menurunkan angka diyat bagi Satinah, TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Menteri


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News