Dosen UB Tarakan Ancam Boikot Awasi UN

Dosen UB Tarakan Ancam Boikot Awasi UN
Dosen UB Tarakan Ancam Boikot Awasi UN

jpnn.com - TARAKAN – Koordinator Forum Aspirasi Dosen dan Tenaga Kependidikan (FADKT) Universitas Borneo Tarakan, Usman Assegaf menyampaikan, para dosen berencana memboikot pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Bentuk aksinya nanti, jelas Usman, sebanyak 66 dosen Universitas Borneo (UB) Tarakan yang diminta mengawasi UN akan ditarik.

“Itu adalah reaksi yang wajar dari kegelisahan teman-teman. Pemerintah pusat jarang sekali mendengar aspirasi dari luar Jawa. Bayangkan, bagaimana perjuangan teman-teman kami dari Universitas Musamus, Papua? Lalu universitas lainnya? Kami semua ini memperjuangkan 1 aspirasi,” ungkap dosen Sosial Politik itu kepada RADAR TARAKAN (grup JPNN), Sabtu (12/4).

Dijelaskan Usman, yang mereka persoalan hingga saat ini adalah status dosen dan tenaga kerja pendidik non-PNS pasca penegerian UB Tarakan. Rancangan peraturan pemerintah yang diharapkan bisa mengakomodir aspirasi mereka tidak juga terbit.

“Yang kami tuntut di sini adalah kejelasan status. UB Tarakan dulunya perguruan tinggi swasta yang dinegerikan oleh Pak M. Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Seharusnya kalau status UB Tarakan ini dinegerikan, otomatis di dalamnya juga, seperti kami-kami ini yang mengabdi sejak awal berdirinya UBT,” ujarnya.

Ia mengaku, sudah lama status mereka tidak ada kejelasan. “Sudah bertahun-tahun status kami ini diombang-ambing oleh  Mendikbud dan Dirjen Dikti. Tuntutan kami sudah jelas, yaitu kabulkan tuntutan kami," kata Usman.

Ia menambahkan, rencana aksi boikot mengawasi UN adalah reaksi dari kesabaran para dosen dan tenaga kependidikan menunggu kejelasan.

"Itu adalah reaksi yang wajar. Walaupun, kami juga berharap agar jangan sampai itu terjadi,” tandasnya.(izo/jpnn)

TARAKAN – Koordinator Forum Aspirasi Dosen dan Tenaga Kependidikan (FADKT) Universitas Borneo Tarakan, Usman Assegaf menyampaikan, para dosen


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News