Ngotot jadi Cawapres, JK Bukan Negarawan

Ngotot jadi Cawapres, JK Bukan Negarawan
Ngotot jadi Cawapres, JK Bukan Negarawan

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari LIPI, Profesor Siti Zuhro mengatakan, posisi yang paling ideal bagi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah sebagai Guru Bangsa atau "Pandito Ratu".

 

Posisi wakil presiden yang pernah ditempati JK menurut Siti, telah mematangkan proses JK menjadi seorang negarawanan. Karena itu, dalam perspektif berbangsa dan bernegara, JK adalah aset dan tokoh bangsa dan tidak perlu didorong-dorong lagi ke kancah politik praktis.

"Tempat yang paling ideal bagi JK adalah menjadi Guru Bangsa atau "Pandito Ratu". Kapasitas dan kapabilitas yang sudah beliau pertontonkan di saat jadi wakil presiden merupakan puncak dari aktualisasi eksistensinya sebagai anak bangsa, dan itu tercatat dalam sejarah Indonesia. Karena itu, saya sarankan prestasi itu jangan diombang-ambingkan lagi dengan panggung politik praktis di arena pilpres 2014 ini," kata Siti Zuhro, Rabu (16/4).

Menurut Siti, salah satu kekosongan bangsa dan negara ini antara lain tidak adanya figur negarawan sebagai tempat bertanya bagi penyelenggara negara disaat akan mengambil keputusan penting.

"JK mestinya menempatkan diri sebagai tempat bertanya, sebagaimana yang kini diperankan oleh Lee Kuan Yew di Singapura dan Mahathir Mohamad di Malaysia," ujar dia.

Posisi sebagai "Pandito Ratu" sangat mulia. Sebab, lanjut Siti, semua pemimpin dari berbagai partai dan golongan, pasti akan meminta pandangan dan sarannya.

"Jika JK memaksakan diri ikut dalam perebutan kursi wapres, akan menurunkan kredibilitasnya sebagai negarawan. Mengapa?, pasti JK akan memperjuangkan pasangannya (kelompok) sebagai capres," tegas Siti Zuhro.

JAKARTA - Pengamat politik dari LIPI, Profesor Siti Zuhro mengatakan, posisi yang paling ideal bagi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News