Sejak Bayi, Pendidikan Warga Dijamin Negara

Sejak Bayi, Pendidikan Warga Dijamin Negara
BANYAK BELAJAR: Triwahjuni Handayani (dua dari kanan) saat berada di Finlandia. Foto: Triwahjuni Handayani for Jawa Pos

jpnn.com - ”MASIH berantakan. Belum sempat beres-beres. Sejak pulang dari Finlandia, badan saya ambruk,” sambut Triwahjuni Handayani untuk mengawali wawancara. Ketika itu, di ruang kerjanya yang berukuran 5 meter x 7 meter, beberapa sudut memang tak rapi. Berkas bertumpuk, laptop ditaruh sekenanya.

Ya, Tri, sapaannya, memang baru saja menikmati hadiahnya sebagai peringkat II Pemilihan Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional. Dalam satu rombongan, ada 23 pengajar dari seluruh Indonesia yang berangkat. ”Banyak ilmu baru yang saya dapat di sana,” papar istri Bambang Priyono itu.

Kepala SMPN 36 Surabaya tersebut tiba di Finlandia pada 3 Mei 2014. Namun, Helsinki, ibu kota negeri itu, tak menyambutnya dengan hangat. Sambutan untuk guru-guru tersebut justru suhu beku 0 derajat Celsius. Untung, Tri sudah siap dengan coat, jaket, sweter, hingga bot.

Pada dua hari awal, Sabtu dan Minggu, rombongan hanya berjalan-jalan di sekitar kota. Saat itu Tri bisa merasakan sepinya Finlandia. Bayangkan saja, dengan luas 304 ribu kilometer persegi, jumlah penduduk Finlandia hanya 5,4juta orang. Jarang bangunan bertingkat seperti Surabaya. Kebanyakan adalah gedung kuno khas Finlandia.

”Petualangan” Tri dan rombongan dimulai Senin, 5 Mei 2014. Mereka pergi ke Ministry of Education and Culture of Finland. Mereka bertemu dengan Satu Maki-Lassila, specialize government adviser international relation Kemendikbud Finlandia. Rombongan pun mulai mendapat informasi lebih detail soal pendidikan di Finlandia.

Pemerintah Finlandia, lanjut dia, memberikan paket pendidikan sejak seorang bayi lahir. Paket itu meliputi popok, susu, kereta dorong, dan baju. Sampai ketika memasuki usia enam tahun, anak mulai ikut preschool atau taman kanak-kanak (TK). Sejak preschool sampai kuliah pula, semua biaya pendidikan gratis.

Bahkan, semua siswa diberi fasilitas belajar. Dengan kartu pelajar, seseorang hanya membayar 5 persen dari harga makanan dan transportasi. ”Bahkan untuk siswa yang jarak rumahnya lebih dari 5 kilometer dari sekolah, makan dan transportasi ditanggung oleh pemerintah,” ucap ibu Alfa Masjita Rahmat dan Beta Novia Rizky tersebut.

Pemerintah akan melakukan apa pun untuk memfasilitasi rakyatnya. Khususnya untuk pasangan yang melahirkan bayi. Kenapa? Sebab, di Finlandia, angka kematian lebih besar daripada angka kelahiran. Karena itu, apa pun dilakukan supaya sebuah keluarga mau mempunyai anak.

”MASIH berantakan. Belum sempat beres-beres. Sejak pulang dari Finlandia, badan saya ambruk,” sambut Triwahjuni Handayani untuk mengawali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News