Owi: Istora Memang Angker Buat Saya

Owi: Istora Memang Angker Buat Saya
Ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir (kanan), Tontowi Ahmad (kiri) gagal melenggang ke final BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 usai kalah dari pasangan Tiongkok.Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA- BCA Indonesia Open Superseries Premier adalah sebuah paradoks bagi ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Bagaimana tidak. Keduanya belum sekalipun melaju ke tangga juara turnamen dengan total hadiah USD 750 ribu itu.

Terbaru, pasangan yang karib disapa Owi/Butet itu harus tersingkir setelah ditekuk wakil Tiongkok, Ma Jin/Xu Chen lewat laga rubber set dengan skor 21-18, 12-21, 15-21 pada laga semifinal di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (21/6).

Khusus bagi Owi, kegagalan itu membuatnya belum sekalipun merasakan gelar juara di Indonesia Open. Sementara, Butet pernah melaju ke podium juara ketika bertandem dengan Vita Marissa pada edisi 2008 silam.

“Istora ini memang angker buat saya. Ketika hampir juara, kami malah gagal. Tahun ini, kami gagal lagi,” terang Owi setelah pertandingan di Istora Senayan Jakarta.

Bagi Owi, Indonesia Open merupakan sebuah kutukan panjang. Padahal, Owi sebelumnya sukses merebut banyak gelar bergengsi. Di antaranya ialah Kejuaraan Dunia serta All England.

“Tekanan di setiap turnamen berbeda-beda. Di luar negeri, tekanan juga ada. Namun, di Indonesia Open, tekanan memang besar. Sebab, saya ditonton publik Indonesia serta keluarga,” tegas Owi. (jos/jpnn)

 

 


JAKARTA- BCA Indonesia Open Superseries Premier adalah sebuah paradoks bagi ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Bagaimana tidak. Keduanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News