Rupiah Terus Menguat

Rupiah Terus Menguat
Rupiah Terus Menguat

jpnn.com - JAKARTA - Angin positif terus berhembus ke rupiah. Lancarnya rangkaian kampanye, coblosan, dan hasil hitung cepat atau quick count pemilihan presiden, menjadi sentimen positif di pasar keuangan Indonesia.

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, saat ini pasar atau investor sudah memiliki keyakinan atas terpilihnya salah satu pasangan capres-cawapres berdasar hasil quick count beberapa lembaga survei. Meskipun masih ada perbedaan hasil quick count beberapa survei, namun pasar sepertinya sudah cukup nyaman.

"Pertama, karena (Pemilunya) aman maka rupiah menguat dan (harga) saham naik. Kalau nanti sudah (ada keputusan pemenang pemilihan presiden) final dari KPU (Komisi Pemilihan Umum), pasti (rupiah dan saham) lebih kuat lagi," ujarnya di Jakarta kemarin (10/7).

Meski demikian, CT mengakui jika selisih perolehan suara yang tipis hasil quick count bisa memicu sengketa hasil pemilihan presiden. Karena itu, dia meyakini jika masih ada sedikit kekhawatiran dari investor bahwa keputusan KPU bisa saja digugat ke Mahkamah Konstitusi, sehingga keputusan final nantinya masih menunggu dari MK.

Karena itu, CT memperkirakan jika masuknya aliran modal atau capital inflow saat ini masih dalam tahap awal, karena investor belum berani berinvestasi terlalu banyak di Indonesia sampai menunggu kepastian final tentang kepemimpinan Indonesia. Karena itu, masih ada potensi aliran dana akan lebih besar masuk ke Indonesia begitu keputusan final diumumkan. "Jadi kalau sudah final dari MK, pasti super kuat," katanya.

Aliran modal sudah terlihat masuk ke Indonesia sejak awal pekan. Ketika itu, investor sudah mulai memprediksi jika pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla bakal memenangi persaingan menuju kursi RI 1 dan RI 2. Salah satu indikatornya adalah tren penguatan signifikan nilai tukar rupiah. Apresiasi makin kuat usai Pilpres dan banyaknya hasil quick count yang memenangkan pasanan Joko Widodo - Jusuf Kalla.

Kemarin, data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan  rupiah ditutup di level 11.594 per USD, menguat 146 poin dibanding penutupan Selasa (8/7)) yang di posisi 11.695 per USD.

Posisi 11.594 per USD ini merupakan yang terkuat rupiah sejak 22 Mei 2014, ketika itu rupiah ditutup di posisi 11.515 per USD. Ini berarti, dalam periode dua pekan, rupiah sudah menguat 554 poin atau 4,57 persen dari posisi terlemah di 12.103 pada 27 Juni lalu.

JAKARTA - Angin positif terus berhembus ke rupiah. Lancarnya rangkaian kampanye, coblosan, dan hasil hitung cepat atau quick count pemilihan presiden,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News