Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Sejak DIni

Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Sejak DIni
Foto ilustrasi diperankan oleh Angela Ruth Victoria Virgine dan Mindy Astuti. (Dite Surendra/Jawa Pos)

jpnn.com - Melihat anak percaya diri dan berani mengutarakan pendapat pasti menjadi dambaan setiap orang tua. Memang ada faktor genetik, namun rasa percaya diri anak sebagian besar dipengaruhi lingkungan sekitar, terutama orang tua.

***

RASA percaya diri dapat dibangun sejak dini. Semakin dini, semakin baik. Sebab, rasa percaya diri yang tumbuh pada diri anak-anak akan memberikan pengaruh positif dalam masa perkembangan selanjutnya. Pada masa yang akan datang, anak lebih berani mengutarakan pendapat dan bermental kuat.

Menurut Srisiuni Sugoto PhD, bunda dapat menanamkan rasa percaya diri kepada buah hati sejak baru lahir. Namun, perlu diperhatikan, penanaman percaya diri disesuaikan dengan tahap usia anak berdasar pembagian teori Erik Erikson.

Tahap awal, masa oral, saat bayi berusia 0–1 tahun. Pada masa tersebut, bayi mengembangkan rasa percaya terhadap orang sekitarnya. Bila bayi berhasil membangun rasa percaya terhadap bunda, akan terbentuk rasa nyaman dan terlindungi pada mereka. ’’Dekapan dan pelukan bunda sangat berpengaruh dalam pembentukan rasa percaya diri pada bayi. Mereka dapat memutuskan rasa percaya dan tidak percaya pada tahap awal ini,’’ terang dosen Fakultas Psikologi Ubaya tersebut.

Kegagalan pengembangan rasa percaya pada tahap itu akan berdampak fatal. Timbul ketakutan dan kegelisahan pada bayi. Tentu saja, hal tersebut berpengaruh pada tahap perkembangan selanjutnya. Rasa percaya diri pun tidak dapat terbentuk dengan sempurna.

Tahap selanjutnya, usia 1–3 tahun, anak cenderung aktif dalam segala hal. Bunda dapat memanfaatkan masa itu untuk mengembangkan rasa percaya diri sekaligus kemandirian anak. Namun, bunda wajib mengontrol secara seimbang ruang gerak anak pada tahap tersebut.

Pembatasan ruang gerak, ungkap Siuni, dapat mengakibatkan anak menjadi pemalu dan tidak memiliki rasa percaya diri. Segala hal yang mereka lakukan akan selalu bergantung kepada orang lain. Sebaliknya, apabila bunda terlalu memberikan kebebasan, akan terbentuk kepribadian overpercaya diri. Mereka cenderung bertindak sesuai keinginannya tanpa memperhatikan baik dan buruknya. ’’Segala hal yang berlebihan itu juga tidak baik. Bunda harus pintar mengontrol ruang gerak anak. Bunda dapat mengajari mereka tentang berbagi dan privasi,’’ ujarnya.

Melihat anak percaya diri dan berani mengutarakan pendapat pasti menjadi dambaan setiap orang tua. Memang ada faktor genetik, namun rasa percaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News