Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong

Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong
Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong

jpnn.com - TENGGARONG - Konversi lahan tak hanya didapati di kawasan izin perkebunan sawit maupun hutan tanam industri (HTI). Blok persawahan diduga banyak berubah fungsi. Tercatat belasan ribu hektare lahan tidur tersebar di 18 kecamatan di Kukar.

Wakil Ketua DPRD Kukar Baharuddin Demu pesimistis lahan tidur di Kukar dapat dicetak menjadi sawah baru. Hal itu karena sebagian sudah beralih fungsi menjadi areal pertambangan. Banyak pula sawah yang tercemar limbah emas hitam.

“Di daerah lain seperti di Jawa, lahan tidur masih bisa dicetak menjadi lahan persawahan. Di Kukar, lahan pertanian sudah terkepung perusahaan pengeruk batu bara. Sulit dijadikan sawah baru,” terangnya.

Dia menyebutkan, faktor yang membuat lahan tidur meningkat, seperti di Desa Bukit Pariaman, Buana Jaya, dan Mulawarman, di Kecamatan Tenggarong Seberang. Irigasi untuk mengaliri sawah petani adalah Bendungan Sungai Lampiri di Bukit Pariaman. Namun, kandungan lumpur sungai sudah sangat pekat.

“Di sana ada seluas 460 hektare lebih sawah yang memakai air sungai untuk pengairan. Keluhan petani selama ini, air keruh sampai membentuk kerak lumpur di dinding beton irigasi,” jelasnya.                                 
Kini lanjut dia, produksi padi petani turun dari tujuh ton menjadi tiga ton setiap musim panen. Pencemaran air serupa diduga di Sungai Separi-Berambai. Di hulu sungai terdapat kegiatan pertambangan.

"Kami meminta audit perlakuan pengelolaan limbah semua perusahaan. Instansi berwenang jangan segan-segan mengambil langkah penertiban untuk perbaikan lingkungan," ujarnya.

Untuk diketahui, aktivitas pertambangan di Tenggarong Seberang, Kukar, dituding menambah buruk daerah aliran sungai (DAS). Bahkan, dari laporan masyarakat biota di sungai tersebut, sudah tak mampu hidup. Selepas hujan, ikan mati.

“Sungai ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kehidupan sehari dan mengaliri lahan pertanian. Namun akhir-akhir ini kualitas DAS itu sangat buruk,” terang Didik Agung Eko Wahono, ketua Komisi I DPRD Kukar, beberapa waktu lalu.

TENGGARONG - Konversi lahan tak hanya didapati di kawasan izin perkebunan sawit maupun hutan tanam industri (HTI). Blok persawahan diduga banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News