Ubah Naskah Drama Radio Jadi Novel Best Seller

Ubah Naskah Drama Radio Jadi Novel Best Seller
BUAH KETEKUNAN: Langit Kresna Hariadi di ruang kerjanya di perpustakaan Penerbit Tiga Serangkai, Solo. Foto: Bayu Putra/Jawa Pos

jpnn.com - GAJAH MADA menjadi buah bibir sebagian penikmat sastra Indonesia beberapa tahun belakangan. Kisah mahapatih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya itu banyak diburu sejak ditampilkan dalam sebuah novel. Begitu pula sejarah kejayaan Majapahit yang jadi menarik setelah dinovelkan.

Kemunculan novel yang terdiri atas lima seri itu tidak lepas dari peran Langit Kresna Hariadi. Dialah yang memopulerkan kembali ketokohan Gajah Mada serta sejarah Majapahit yang selama ini hanya beredar di buku-buku sejarah siswa sekolah dasar dan menengah. Karyanya mendapat apresiasi dari para penikmat sastra.

Ditemui di kantor Penerbit Tiga Serangkai Solo, Jawa Tengah, kemarin (15/7), pria 55 tahun tersebut menyambut Jawa Pos dengan ramah. Ruang kerja Langit, begitu pria asli Banyuwangi itu disapa, bukanlah ruangan tertutup yang privat.

Ruang kerja Langit di lantai 3 kantor penerbit buku-buku lawas tersebut sebenarnya adalah perpustakaan. Meski berada di antara tumpukan buku di sana-sini, Langit merasa nyaman bekerja di ruangan yang tidak begitu besar itu.

Di meja kerja Langit bertumpuk buku karyanya yang menjadi best seller di toko-toko buku. Misalnya, Gajah Mada, Menak Jinggo, atau kisah Ken Arok.

’’Ini sedang saya siapkan yang edisi bahasa Inggris,’’ tutur Langit seraya meraih tumpukan kertas berisi naskah novel Gajah Mada dalam bahasa Inggris edisi pertama.

Tidak bisa dimungkiri, novel-novel itulah yang melambungkan namanya di jajaran penulis sastra Indonesia saat ini. Meskipun, Gajah Mada bukanlah karya pertamanya. Sebelum menulis novel berlatar sejarah, Langit menghasilkan sejumlah karya sastra lain. Di antaranya, novel Balada Gimpul, Kiamat Para Dukun, dan Kiamat Dukun Santet.

Novel Gajah Mada, bagi Langit, adalah ’’kecelakaan’’ yang membawa berkah. Judul asli novel tersebut bukanlah Gajah Mada, melainkan Duaja Bhayangkara. ’’Duaja Bhayangkara saya buat atas pesanan sebuah perusahaan dalam bentuk naskah drama radio,’’ cerita dia.

GAJAH MADA menjadi buah bibir sebagian penikmat sastra Indonesia beberapa tahun belakangan. Kisah mahapatih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News