Tak Punya Modal, Persikabo Bubar

Tak Punya Modal, Persikabo Bubar
Tak Punya Modal, Persikabo Bubar

CIBINONG - Persikabo Bogor berada di ujung tanduk. Akibat kehabisan dana, klub berjuluk Laskar Pajajaran itu dikabarkan segera bubar dan terancam tak melanjutkan sisa paruh kedua divisi utama Liga Indonesia musim ini.
    
Kondisi terakhir skuad Persikabo besutan Kas Hartadi, sejak Jumat akhir pekan lalu, tim kesayangan warga Kabupaten Bogor sudah koma akibat permasalahan dana di tubuh manajemen Persikabo.
    
Hal itu dipertegas dengan pernyataan CEO Persikabo, Rudi Ferdian yang menyatakan administrasi tim telah bubar. Namun ia menolak jika Laskar Pajajaran dinyatakan bubar seutuhnya.

"Kami dan pengurus akan berusaha meskipun harus mencari dana dengan sendiri. Makanya para pemain harap di maklum dengan kondisi sekarang," ungkapnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
     
Hal tersebut membuat semua pemain Persikabo kebingungan mencari masa depannya, karena mau tidak mau mereka harus siap mengikuti kompetisi meskipun hanya dibayar setengah gajinya. Pasalnya hingga menginjak bulan ketiga,  baru gaji satu bulan yang dibayarkan manajemen Persikabo.
    
Rudi juga menambahkan, tidak bisa berbuat apa-apa karena melihat kondisi Persikabo saat ini.     

"Meski administrasi kami bubarkan, tapi Persikabo tetap jalan, dan akan berusaha kami, pengurus maupun manajer mempertahankan pemain yang ada dulu. Kesiapan pemain terserah dan siap menerima kondisi yang sedang kempas-kempis," tambahnya.
    
Awal mula karut marut Persikabo berawal dari penangkapan Bupati Bogor Rachmat Yasin atas dugaan suap lahan.  Sejak pembina Persikabo itu masuk rutan KPK, klub seolah bak anak ayam kehilangan induknya. Pasalnya, pria yang akrab disapa RY ini, menjadi penopang hidup Laskar Pajajaran melalui lobi-lobi kepada sejumlah perusahaan maupun perorangan di Kabupaten Bogor.
    
Masalah kian diperparah saat gaji pemain dan pelatih dua bulan belum dibayarkan. Hal itu diperkuat dengan belum hadirnya sebagian pemain dalam sesi latihan yang berlangsung sejak 10 Juli lalu. Sebelumnya, para pemain dijadwalkan berkumpul pada 30 Juni, namun dengan alasan masih menjalani libur latihan, pemain baru dipanggil 9 Juli atau sehari sebelum latihan.
    
Pemanggilan itu terkesan dadakan. Pasalnya, beberapa pemain mengaku baru diberi tahu jadwal latihan via telepon. Seharusnya, pemanggilan tersebut dilakukan jauh-jauh hari sebelum latihan berlangsung.
    
 Puncaknya adalah pencoretan enam pemain dengan alasan efisiensi keuangan lantaran diketahui empat diantaranya merupakan jebolan Indonesia Super League (ISL) yakni Eki Nurhakim, Supriyono, Edi Hafid Murtado dan Johan Juansyah.
    
Padahal di awal musim, manajemen yang dipimpin H.M. Haris sebagai manajer mengucurkan dana segar sebesar Rp15 miliar untuk mengarungi kompetisi 2014. pendanaan tim berasal dari sumbangan donatur dan sejumlah pengusaha di Kabupaten Bogor.
    
Pos terbesar ada pada belanja pemain sebesar kurang lebih Rp 10 miliar. Sejumlah bintang ISL pun berhasil digaet antara lain Tema Mursadat, Edi Kurnia, Edi Hafid (PBR), Supriyono, Eki, Joel Tsimi (Persisam), Johan (Persijap) serta Aldo Barreto (Gresik United).
    
Bahkan kabarnya Aldo dikontrak dengan bayaran hampir mencapai Rp 1 miliar dengan gaji mencapai 250 juta per bulannya. Persikabo juga dinyatakan oleh PT Liga Indonesia sebagai klub yang tidak memiliki tunggakan di musim 2013 dan dinyatakan lolos verifikasi tanpa syarat.  (rur/nal)


CIBINONG - Persikabo Bogor berada di ujung tanduk. Akibat kehabisan dana, klub berjuluk Laskar Pajajaran itu dikabarkan segera bubar dan terancam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News