Desak FIFA Batalkan Piala Dunia 2018 di Rusia

Desak FIFA Batalkan Piala Dunia 2018 di Rusia
Deputi Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg mendesak FIFA batalkan Rusia jadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Foto: Getty Images.

jpnn.com - LONDON - Keseriusan Rusia dalam menggelar Piala Dunia (PD) 2018 mulai mendapat tantangan dari beberapa pihak. Bukan karena persiapan Rusia yang masih amburadul, namun lebih disebabkan kepada aspek politis.

Poin utamanya tentu saja mengenai tragedi pesawat Malaysian Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina Timur. Banyak yang percaya bahwa aksi tersebut didalangi oleh milisi pro-Rusia setelah mengira pesawat MH17 itu sebagai pesawat pengintai.

Pihak yang paling getol mendesak agar status tuan rumah dipindah dari Rusia adalah deputi perdana menteri Inggris, Nick Clegg.

"Penting untuk disadari bahwa Vladimir Putin tidak bisa memiliki serta memakan kue (jatah Piala Dunia) tersebut," ujarnya seperti dilansir The Guardian.

Dia kembali menyatakan, sangat tidak layak permainan yang terhormat seperti sepak bola harus bersanding dengan agresi yang kotor seperti diperagakan oleh Rusia dalam merebut Ukraina.

"Dia tidak bisa secara terus-menerus menguji kesabaran masyarakat internasional dengan melanggar hak asasi suatu negara, seperti melindungi dan mempersenjatai separatis pro-Rusia di wilayah Ukraina Timur. Sementara di sisi lain, mereka bisa dengan seenaknya mendapatkan segala kehormatan untuk menyelenggarakan kompetisi Piala Dunia," kecamnya seperti dilansir Reuters.

Clegg yakin bahwa FIFA akan segera merespon ulah Rusia dan memberikannya "sanksi simbolis". "Anda telah melihat bahwa FIFA merupakan kekuatan yang baik, di mana tentunya mereka akan menjadikan kasus ini sebelum mengambil langkah mengenai Piala Dunia yang akan digelar di Rusia," sambungnya.

Namun, segala tekanan politik yang ditujukan kepada Rusia nampaknya akan sia-sia. Sebab, FIFA sendiri menyatakan bahwa jatah PD 2018 di Rusia sudah diputuskan.

LONDON - Keseriusan Rusia dalam menggelar Piala Dunia (PD) 2018 mulai mendapat tantangan dari beberapa pihak. Bukan karena persiapan Rusia yang masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News