Pak Presiden, Di Karimun, Bensin Sebotol Rp 50 Ribu

Pak Presiden, Di Karimun, Bensin Sebotol Rp 50 Ribu
Pak Presiden, Di Karimun, Bensin Sebotol Rp 50 Ribu

jpnn.com - KARIMUN - Krisis bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium atau bensin di Karimun membuat masyarakat setempat mulai gerah.

Warga yang tergabung dalam Laskar Melayu Bersatu (LMB) Karimun dan beberapa organisasi massa (ormas) mengancam akan menggelar demo di SPBU dan Mapolres Karimun jika kondisi ini masih terus berlanjut.

Warga mengaku geram karena saat ini harga premium di tingkat pengecer mencapai Rp 50 ribu per botol air mineral ukuran 1,5 liter. Padahal beberapa hari lalu harga premium untuk ukuran yang sama masih Rp 20 ribu.

“Kalau krisis tidak bisa diatasi, kami  dari gabungan beberapa ormas siap menggelar aksi.  Diantaranya kantor Perusahaan Daerah (Perusda), dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tidak terkecuali ke Polres Karimun,” kata Ketua LMB Provinsi Kepri, Dato Azman Zainal, seperti dilansir Batam Pos (JPNN Grup).

Yang mengherankan Azman, aktivitas perkantoran sudah mulai berjalan hari Senin (4/8). Namun pemerintah tidak sigap mengatasi krisis BBM yang terjadi.

Sebaliknya, tim monitoring yang menjamin persediaan BBM cukup hingga pascalebaran, ternyata hanya sebatas janji belaka.

“Sepertinya pemerintah bohong, dan tim monitoring BBM mandul. Sebab tidak bisa mengatasi masalah ini. Janjinya lebaran minyak aman, tapi seminggu pasca lebaran kita tidak bisa bergerak karena minyak sulit didapat. Lebih parah, pengecer seenaknya menaikkan harga hingga mencapai 200 persen. Karena tidak bisa bertindak tegas mengatasi masalah ini, maka dalam beberapa hari ke depan kalau memang tidak normal, saya yang akan memimpin aksi itu nanti,” janji Azman.

Mengenai pengecer yang menjual BBM dengan harga tinggi, disebutkan Azman merupakan perbuatan haram, karena menjual lebih dari 100 persen keuntungan. Dan itu sama saja memancing kemarahan masyarakat.

KARIMUN - Krisis bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium atau bensin di Karimun membuat masyarakat setempat mulai gerah. Warga yang tergabung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News