Pengecer Gulung Tikar, Pengusaha SPBU Puyeng

Pengecer Gulung Tikar, Pengusaha SPBU Puyeng
Pengecer Gulung Tikar, Pengusaha SPBU Puyeng

KUNINGAN - Berbeda dengan lima hari kebelakang di tiap SPBU jumlah antrean panjang, pada hari Selasa (26/8) antrean kendaraan tidak begitu mencolok. Ternyata penyebabnya adalah tiap SPBU diberikan pasokan normal pada Senin sore seperti sebelum ada pembatasan.
 
Namun sayangnya pengiriman normal tersebut hanya berlangsung sehari, karena pada Selasa sore pengiriman kembali dibatasi yakni hanya 8.000 liter. Kondisi ini dipastikan akan membuat antrean panjang pada hari berikutnya.
 
“Hari ini antrean tidak begitu panjang karena kemarin sore dikirim 24 ribu liter. Dengan jatah normal seperti itu warga leluasa mengisi premium,” ucap Operator SPBU depan SMPN 1 Kuningan Iman kepada Radar kemarin (26/8).
 
Menurut dia, dengan jatah premium seperti itu bensin habis sampai Selasa siang sekitar jam 13.00 WIB. Saat ini pihaknya tengah menunggu kiriman untuk hari Selasa yang akan datang sore atau malam hari.
 
“Kalau kiriman seperti ini kami tenang warga tidak banyak antre. Kalau dikurangi lagi akan seperti sebelumnya menumpuk,” jelasnya.
 
Pengelola SPBU Kuningan Rest Area (KRA) Andri Ramdana membenarkan, bahwa pasokan normal sehingga tidak antrean tidak begitu menumpuk. Ketika BBM bersubsidi pengendara bisa membeli pertamax sehingga tidak begitu kesulitan.
 
“Namun sayangnya untuk kiriman hari Selasa katanya 8.000 liter lagi. Ini tentu bikin puyeng lagi karena akan membuat konsumen antre lagi,” ucap Andri yang mengaku kiriman akan datang pada sore atau malam hari.
 
Sementara Pengelola SPBU Manis dan Cijoho Nana Nuryana menyebutkan, kalau kirim seperti ini terus kondisi akan normal. Tapi, hingga saat ini pihak belum mendapatkan konfirmasi jelas dari Pertamina apakah hanya sementara atau selamanya.
 
“Kalau normal kami akan umumkan kepada warga agar mereka tidak ada kepanikan sehingga mengisi akan leluasa,” ujarnya.
 
Sementara itu, dengan adanya pengurangan BBM bersubsidi berdampak pada peningkatan pembelian pertamax. Biasanya untuk menjual BBM non subsidi perlu satu bulan dengan kuota 8.000 liter. Tapi sekarang satu hari saja sudah habis.
 
“Lumayan lah ada peningkatan dari biasanya 8.000 habis satu bulan ini satu hari. Karena warga terpaksa membeli dari pada tidak bisa menjalankan kendaraannya,” ucap Andri lagi.
 
Sementara itu H Rohmat Adrian pemilik SPBU KRA mengaku, pusing dengan kondisi seperti ini. Pihaknya banyak dirugikan dengan penguruangan BBM ini.
 
“Bukan hanya warga yang dirugikan kami pun sama. Saya jujur sedih melihat kondisi seperti ini dimana warga antre, ada yang mendorong motor karena mogok sungguh ironis. Padahal, jangan seperti ini, pemerintah kalau mau menaikan ya naikan saja kasihan warga,” ucap mantan Ketua BAZ Kuningan yang ikut memantau situasi di SPBU.
 
Dari pantauan Radar Cirebon (Grup JPNN), dengan dibatasi BBM banyak pengecer yang gulung tikar. Kondisi ini tentu membuat warga yang ada dipedesaan menderita. Tapi tidak sedikit pengecer yang berjuang keras dengan rela antre malam hari di SPBU.
 
“Kalau saya membeli dini hari kalau tidak seperti ini tidak akan kebagian. Saya menjual pertamax Rp12.500 kalau bensin tetap Rp7.000 meski memperolehnya sangat sulit. Saya tidak mau membenai warga yang sudah sulit,” ucap Asep yang mengaku pengecer di Kecamatan Darma itu.(mus)

 


KUNINGAN - Berbeda dengan lima hari kebelakang di tiap SPBU jumlah antrean panjang, pada hari Selasa (26/8) antrean kendaraan tidak begitu mencolok.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News