Di Hadapan Puluhan Pemred, Dahlan Berbagi Tips Memotivasi Wartawan

Di Hadapan Puluhan Pemred, Dahlan Berbagi Tips Memotivasi Wartawan
Di Hadapan Puluhan Pemred, Dahlan Berbagi Tips Memotivasi Wartawan

jpnn.com - JAKARTA - Di sela-sela kesibukan sebagai menteri, Dahlan Iskan ternyata masih mengenang masa mudanya ketika menjadi jurnalis. Dulunya, karier Dahlan memang dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975.

Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Terakhir, sejak tahun 1982, ia memimpin surat kabar Jawa Pos yang kini digantikan anaknya.

Melanglang buana di dunia jurnalis sejak lama membuat Dahlan tahu tips dan cara kerja seorang wartawan. Dahlan pun mengajarkan bahwa seorang jurnalis tidak boleh bergantung pada perekam suara. Sebab, jurnalis  harus mengandalkan tulisan tangan dan ingatan.

Pesan itulah yang disampaikan Dahlan saat menghadiri acara forum pemimpin-pemimpin redaksi JPNN Group di Jakarta, Kamis, (28/8).”"Jangan ajarkan wartawan bergantung pada perekam. Dia akan menjadi tidak fokus. Dia harus menulis sendiri dan mengandalkan ingatannya. Kalau ada apa-apa dengan perekamnya bagaimana, karena dia telanjur tidak fokus," ujarnya.

Menurut Dahlan, narasumber cenderung terganggu jika disodori terlalu banyak alat perekam. Selain itu, catatan dengan tulisan tangan juga membuat narasumber meyakini bahwa setiap perkataannya didengar oleh sang wartawan.

Beberapa pemiimpin redaksi yang hadir di acara itu pun tersenyum dan mengangguk-angguk tanda setuju pada ucapan Dahlan. Tak banyak yang menampik bahwa saat ini wartawan memang cenderung bergantung pada perekam suara.

Selain itu, Dahlan mengingatkan bahwa perusahaan media, terutama pemimpin redaksi dan koordinator liputan harus jeli terhadap  kehidupan pribadi wartawannya. Pasalnya, emosi yang dimiliki wartawan sangat mempengaruhi kinerja dan tulisan yang dihasilkan.

"Jadi koordinator liputan harus tahu kapan wartawannya stres, senang, atau kapan wartawannya lagi patah hati atau mungkin sedang jatuh cinta. Korlip harus tahu itu, karena redaktur belum tentu memiliki waktu untuk mengenal para wartawannya," sambung Dahlan dan diikuti tawa para pemred.

JAKARTA - Di sela-sela kesibukan sebagai menteri, Dahlan Iskan ternyata masih mengenang masa mudanya ketika menjadi jurnalis. Dulunya, karier Dahlan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News