Sutarman tak Rela Polri Diinjak-Injak

Sutarman tak Rela Polri Diinjak-Injak
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman memberikan penjelasan pada acara jumpa pers terkait polemik Kompolnas dengan Polri di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala yang menuding bahwa 'Reskrim menjadi ATM Pimpinan Polri', dianggap menimbulkan distrust (ketidakpercayaan) terhadap institusi kepolsian.

Karenanya, Polri bersikeras melakukan langkah penegakan hukum terhadap Adrianus, yang juga diketahui sebagai bekas Staf Ahli tiga Kapolri berbeda itu.

"Tentu apa yang disampaikan Pak Adrianus dapat menimbulkan distrust, saya sebagai pimpinan polri akan mempertanggungjawabkan dari aspek hukum untuk melakukan penindakan terhdap yang bersangkutan," kata Kapolri dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jumat (29/8).

"Saya berdiri di belakang 450 ribu personel Polri. Saya tidak rela institusi Polri diinjak-injak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," kata Kapolri.

Ia menyadari, anggota Polri masih ada yang salah. Justru itulah, Sutarman terus melakukan pembenahan di internal Polri. Bahkan, tak segan-segan melakukan tindak pidana terhadap anggotanya.

Sutarman mengaku senang dikritik. "Tapi kalau Reskrim disebut sebagai ATM Pimpinan Polri, saya tidak terima. Saya akan gunakan tindakan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," kata Kapolri. (boy/jpnn)


JAKARTA - Pernyataan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala yang menuding bahwa 'Reskrim menjadi ATM Pimpinan Polri', dianggap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News