Cegah Keterlambatan Penanganan Speech Delay pada Anak

Cegah Keterlambatan Penanganan Speech Delay pada Anak
Foto ilustrasi diperagakan Ribka Trisnawati dan Nabilla Razqa Aqueena - Foto: Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Seorang anak dikatakan memiliki gangguan apabila kemampuan tidak seimbang terhadap usia tumbuh kembangnya. Speech delay atau keterlambatan berbicara adalah kasus gangguan yang sering ditemukan pada anak balita. Bunda wajib cermat dan tanggap mencari solusi akan kondisi tersebut.

Menurut riset National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, sekitar 5 persen bayi lahir berpeluang mengalami gangguan bicara yang terlihat pada tahun pertama. Faktor penyebab sebagian besar gangguan tersebut dapat diketahui.

Dokter Mira Irmawati SpA(K) menjelaskan, seorang anak dikatakan mengalami keterlambatan bicara saat kemampuan struktur dan fungsi tubuh tidak sesuai dengan usianya. Salah satunya, ketidakmampuan balita mengucapkan suku kata.

Sebenarnya kondisi balita mengalami gangguan terlambat bicara dapat dideteksi sejak usia tiga bulan. Pada usia tersebut, bayi normal sudah memiliki kemampuan tersenyum, tertawa, mengoceh tidak jelas (babbling), bahkan berteriak. Bunda wajib mengamati tumbuh kembang buah hatinya. Bila anak tidak memiliki kemampuan seperti bayi normal, orang tua wajib segera berkonsultasi kepada ahlinya.

Berdasar pengamatan spesialis anak yang berdinas di RSUD dr Soetomo Surabaya itu, orang tua sering terlambat mengetahui buah hatinya mengalami speech delay. Paling sering, imbuh dia, bunda baru sadar dan membawa ke dokter saat anak sudah berusia dua tahun. ’’Biasanya orang tua kurang mencermati secara detail tumbuh kembang anak. Disangka anaknya normal, namun ternyata buah hatinya mengalami keterlambatan bicara,’’ ujar spesialis anak konsultan tumbuh kembang itu.

Memang tidak ada kata terlambat untuk sebuah pengobatan. Meski demikian, Mira selalu menganjurkan agar pengobatan dilakukan sedini mungkin. Dengan demikian, anak segera mendapatkan terapi yang dibutuhkan.

Terapi merupakan langkah penyembuhan bagi anak speech delay. Waktu terapi yang dibutuhkan setiap anak berbeda-beda. Bergantung pribadi anak dan support dari orang tua. ’’Anak dengan gangguan perilaku (autisme) kebanyakan menghabiskan waktu lebih lama dalam proses terapi,’’ kata staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair Surabaya itu.

Bila dibiarkan, speech delay berdampak buruk. Misalnya, anak tidak mampu menyerap mata pelajaran di sekolah, perkembangan kognitif anak terhambat, dan menjadi pemarah. Anak juga tidak dapat berkomunikasi dengan teman sebaya, menjadi pendiam, atau enggan mengungkapkan pendapat karena rasa percaya diri yang kurang.

Seorang anak dikatakan memiliki gangguan apabila kemampuan tidak seimbang terhadap usia tumbuh kembangnya. Speech delay atau keterlambatan berbicara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News