Hijabers in Love, Awalnya Dicaci Lantas Dipuji

Hijabers in Love, Awalnya Dicaci Lantas Dipuji
Hijabers in Love, Awalnya Dicaci Lantas Dipuji

jpnn.com - TREN berhijab kini memang sedang booming di kalangan perempuan muslim hampir di seluruh kalangan. Karenanya film “Hijabers in Love” pun punya kisah unik dalam perjalanannya sebelum ditonton sebagai sebuah karya di bioskop. Semuanya berawal ketika produser Ichwan Persada ingin sekali memproduksi film remaja yang keren. Dan karena tak ingin mengulang cerita serupa, ia mencoba menggali sisi lain dari remaja. 

Sosok hijabers lantas menjadi perhatian utamanya. Idenya lantas didukung oleh sahabatnya sendiri, Firman Baso, yang lantas bertindak sebagai produser eksekutif. “Kan menarik ya melihat seorang remaja yang baru pertama kali berhijab dan baru pertama kali jatuh cinta pula. Dan makin kompleks ketika cowok yang ditaksirnya tidak menganut konsep pacaran, “ jelas Ichwan tersenyum.

Sebelum melakukan pengambilan gambar, kisah ini ditaksir oleh Gramedia Pustaka Utama. Salah satu penerbit terbesar di negeri ini itu tertarik untuk mengadaptasi skenario menjadi novel. “Rasanya mubazir aja kalo kami menolak tawaran ini. Karena akan sama-sama saling menguntungkan. “Hijabers in Love akan dilihat pertama kali oleh masyarakat sebagai novel, “ tambah Firman.

Ketika novelnya beredar, mulailah kontroversi bermunculan. Berawal dari cover novel yang dianggap provokatif hingga sinopsis yang sekilas seperti menjurus. Hijabers in Love pun dituding akan membuat malu kaum hijabers. “Agak kaget juga dengan komentar seperti itu. Terlebih karena mereka belum membaca novelnya. Tapi kami yakin niat kami baik kok, “ lanjut Ichwan.

Dan semuanya berangsur-angsur berubah 180 derajat. Yang awalnya mencaci, lantas berbalik memuji. Kesan itu didapatkan setelah menonton pemutaran perdana Hijabers in Love di Rasuna Epicentrum XXI, Jumat 29 Agustus lalu. 

Banyak yang tak menyangka jika pesan moral dan unsur dakwah bisa digarap sedemikian halusnya. Ida Royani, ibu dari Jenahara (ikon hijabers) yang berperan sebagai ibu Mila, melihat bahwa film ini punya pesan positif. “Saya didatangi Tante Ida Royani dan bilang langsung ke saya bahwa filmnya bagus. Dakwahnya dapet banget. Saya senang sekali dapat komentar seperti itu dari seorang aktris senios sekelas beliau, “ kata pria jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar itu.

Film ini akan ditayangkan di bioskop pada 4 September nanti. (mas/jpnn)

TREN berhijab kini memang sedang booming di kalangan perempuan muslim hampir di seluruh kalangan. Karenanya film “Hijabers in Love” pun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News