Mission Impossible Wozniacki

Mission Impossible Wozniacki
Mission Impossible Wozniacki

NEW YORK - Serena Williams tidak akan terhenti. Menghadapi sahabat karibnya sendiri Caroline Wozniacki di final Amerika Serikat (AS) Terbuka hari ini (7/9), kansnya mempertahankan gelar juara untuk ketiga kalinya secara beruntun terbuka lebar. Petenis terbaik dunia itu sedang berada di tempat dan waktu yang tepat.
    
Lolos ke babak puncak, Serena belum pernah mengalami kekalahan satu set pun di New York. Sepanjang turnamen musim panas, dia hanya kalah sekali, Artinya, saat melesat ke babak final AS Terbuka, penampilannya memang sedang berada pada puncaknya.
    
Rasanya sulit membayangkan, ada seorang petenis yang mampu mengalahkannya di final hari ini. Apalagi lawan itu tak termasuk 10 besar dunia dan belum pernah memenangi satupun titel juara di turnamen mayor.
    
Tapi jangan buru-buru mengukir nama Serena di tropi AS Terbuka 2014. Karena prediksi yang sama pernah dialamatkan pada adik Venus Williams itu tiga tahun silam. Adalah Samantha Stosur yang menciptakan keajaiban dengan membalikkan keadaan.

Petenis Australia itu menang straight set sekaligus melumpuhkan harapan Serena memenangi AS Terbuka yang sudah di depan mata.
    
Jangan lupa bahwa tahun ini adalah salah satu musim terburuk bagi Serena di level mayor. Salah satu petenis wanita dengan gelar grand slam terbanyak itu bahkan tak mampu melampaui babak keempat di Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon.
    
Tapi dominasinya tak terbantahkan ketika bertarung di turnamen lapangan keras di wilayah Amerika Utara. Pengoleksi 17 titel juara grand slam kategori perseorangan tersebut menang di Stanford dan Cincinnati. Hanya kalah sekali dihadapan kakaknya sendiri Venus di Montreal.
    
Dengan kemenangan tiga kali beruntun di AS Terbuka, petenis 32 tahun akan menyamai rekor Chris Evert yang belum terpecahkan sejak 1978. Titel grand slam terakhir musim 2014 ini, juga akan menyejajarkan Serena dengan Evert serta Martina Hingis dengan koleksi 18 titel mayor.

Akankah pencapaian rekor tersebut akan membawa korban sahabatnya sendiri, Caroline Wozniacki, yang sedang bangkit?
    
"Aku rasa, terlepas dari ambisinya (Wozniacki) memenangkan turnamen mayornya yang pertama, aku juga akan berupaya mencatat sejarah. Kami sudah memprediksinya sejak drawing pertandingan (US Open) keluar," tutur Serena seperti dikutip ESPN.
      
Bagi Wozniacki, musim panas tahun ini adalah pretasinya sama suksesnya dengan Serena. Didorong kebangkitannya selepas gagal menlanjutkan hubungan seriusnya dengan pegolf dunia Roru McIlroy, mantan petenis nomor satu dunia itu mencatat rekor menang-kalah 19-3 sejak Wimbledon tahun ini.
      
Sayangnya, dua dari tiga kekalahannya itu didapatnya saat menghadapi Serena. Catatan tersebut sekaligus mengokohkan posisi head-to-head keduanya menjadi 8-1. Satu-satunya kemenangan Wozniacki dicatat perempat final Miami Masters 2011.  

Sebuah data di atas kertas dimana pada final hari ini, beban yang dipikul finalis AS Terbuka 2009 itu sangat berat, jika tidak ingin disebut mustahil.
    
"Aku selalu percaya pada diriku sendiri saat bertading. Aku yakin bahwa siapapun yang ada di hadapanku, pasti bisa aku kalahkan. Dua pertandingan terakhirku dengan Serena, kami bermain sangat ketat dalam tiga set," ujarnya.

"Dan tentu aku berharap, besok (hari ini) adalah yang ketiga kalinya," tandasnya seperti dilansir US Open.org.  (cak)


NEW YORK - Serena Williams tidak akan terhenti. Menghadapi sahabat karibnya sendiri Caroline Wozniacki di final Amerika Serikat (AS) Terbuka hari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News