Kabut Asap Serang Kota Palembang, Warga Waspadai ISPA

Kabut Asap Serang Kota Palembang, Warga Waspadai ISPA
Kabut asap masih menyelimutu Kota Palangka Raya semenjak beberapa hari terakhir, Jumat (5/9). Kabut asap terjadi diakibatkan adanya kebakaran di beberapa wilayah pinggiran di kota Palangkaraya. Foto: Vinse/Kalteng/JPNN.com

PALEMBANG - Sergapan kabut asap yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan telah membuat warga resah. Betapa tidak, asap tersebut telah menimbulkan beragam gangguan kesehatan, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Sumsel yang akan segera mengambil langkah antisipasi.
    
“Asap ini kan disebabkan oleh pembakaran lahan oleh masyarakat secara berlebihan. Dampak yang ditimbulkan terhadap saluran pernapasan manusia, dan inilah yang harus diwaspadai masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus mengenakan masker,” kata Kepala Dinkes Sumsel, Dra Lesti Nurainy Apt MKes seperti yang dilansir Palembang Pos (Grup JPNN.com), Senin (8/9).
    
Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Sumsel pada 2012 lalu, terdapat 17.884 penduduk Sumsel terserang penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan asap kebakaran hutan di wilayah Sumsel. Selain itu, penduduk juga rentan menderita iritasi mata. Parahnya, ISPA tahun lalu menyerang anak-anak, yakni ada 6.498 balita di bawah 5 tahun, dan 11.386 di atas 5 tahun.

“Bisa jadi akan sama jika kondisi asap akibat kebakaran semakin mengkhawatirkan. Bahkan apabila tidak ditanggulangi secara cepat dapat menyebabkan kematian,” lanjut wanita berkerudung ini.

Saat ini, Dinkes Sumsel tengah berkoordinasi dengan setiap Dinas Kesehatan yang berada di 17 kabupaten/kota di Sumsel untuk mengantisipasi hal tersebut. Dia menginginkan, setiap Dinkes kabupaten/kota agar membagikan masker kepada setiap masyarakat yang ada di wilayahnya.

“Masker itu penting untuk antisipasi asap, agar tak terhisap oleh individu. Karenanya, kami mengarahkan agar setiap Dinkes bisa membagikan masker ke berbagai titik rawan yang ada di Sumsel,” tutupnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, mencatat ada 84 hotspot di Sumsel yang terjadi di pinggiran sungai, areal perkebunan dan pertanian. Diantaranya, di daerah Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin.

Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto mengatakan, penyebab terjadinya bencana asap karena banyak hal, seperti contoh banyak masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar hutan. Selain itu, juga faktor angin yang menyebabkan asap mudah berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain.

“Saat ini kami hanya mementingkan cara mematikan hotspot yang ada di Sumsel dengan cara melakukan waterbooming. Seperti tahun-tahun sebelumnya, September memang baru memasuki puncak musim kemarau yang rawan terjadi kebakaran hutan. Oleh karena itu, kami akan menerbangkan 2 helikopter untuk melakukan waterbooming di sejumlah daerah di Sumsel yang tercatat sebagai hotspot dan akan dilakukan sampai musim kemarau berakhir,” terang Yulizar.(ety)


PALEMBANG - Sergapan kabut asap yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Selatan telah membuat warga resah. Betapa tidak, asap tersebut telah menimbulkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News