Waspadai Aksi Ambil Untung

Waspadai Aksi Ambil Untung
Waspadai Aksi Ambil Untung

JAKARTA - Potensi terjadinya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor masih membayangi indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu IHSG menguat 12,013 poin (0,231 persen) ke 5.217,335.
        
Research Analyst of Network Market Investor (NMI) Reza Priyambada memerkirakan, pada awal pekan ini IHSG berada pada rentang support 5.188-5.200 dan resistance 5.228-5.235.

"Meski naik, namun adanya aksi jual menahan peluang penguatan lanjutan. Diharapkan aksi beli masih ada dan lebih besar sehingga IHSG bisa terus menguat. Namun, investor tetap harus hati-hati mencermati dan mengantisipasi bila ada perubahan arah," ungkapnya kemarin.
       
Akhir pekan lalu, lanjut dia, Bursa Amerika Serikat (AS) juga ditutup menguat sehingga bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSH. Indeks Dow Jones menanjak 0,40 persen, indeks Nasdaq naik 0,59 persen, dan indeks S&P 500 melejit 0,50 persen.
       
Reza mengatakan, turunnya government & manufacturing payrolls diikuti melemahnya non-farm payrolls tidak terlalu direspons negatif. Sebaliknya penurunan tipis unemployment rate direspons positif yang dibarengi dengan meredanya tensi geopolitik di Ukraina.

"Pelaku pasar kembali melakukan aksi beli sehingga mampu membuat laju bursa saham AS berbalik menghijau.," ujarnya.
                
Sementara itu, Bursa Eropa ditutup beragam meskipun mayoritas tertahan di zona merah. Penurunan terjadi setelah pelaku pasar melakukan aksi jual karena berkurangnya optimisme pelaku pasar terhadap langkah European Central Bank (ECB) yang akan mengucurkan stimulus.

"Apalagi sebelumnya di luar dugaan, ECB memutuskan menurunkan rate 10 bps menjadi 0,05 persen," imbuhnya.
       
Di pasar uang, nilai tukar rupiah berhasil mengikuti penguatan IHSG. Salah satu faktornya adalah pelaku pasar cenderung melepas dolar AS (USD) sehingga mata uang itu melemah.

"Rupiah memanfaatkan momen untuk bergerak naik meski tidak bertahan hingga akhir perdagangan. Pelaku pasar menilai jika sektor ketenagakerjaan AS belum sepenuhnya stabil, The Fed belum tentu akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Rupiah di atas support Rp 11.775 per USD diperkirakan kenaikannya masih terbatas dan cenderung melemah jika tidak ada sentimen positif," ulas Reza. (gen/oki)
 
Rekom:

BBNI        BNI                           5.725         5 .700         5.800
PGAS       Perusahaan Gas  5.975         5.925          6.100
AKRA       AKR Corporindo    5.250         5.200          5.525
BBCA       Bank BCA             12.100       12.050        12.250


JAKARTA - Potensi terjadinya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor masih membayangi indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada penutupan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News