Harga Material Bangunan Kerek Properti

Harga Material Bangunan Kerek Properti
Harga Material Bangunan Kerek Properti

JAKARTA - Masyarakat yang hendak membeli properti baik residensial maupun komersial perlu merogoh kocek cukup dalam. Sebab, hingga kini material bangunan masih mengalami tren kenaikan harga. Hal ini salah satu yang membuat harga properti melambung tinggi.
      
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks harga perdagangan besar (IHPB) bahan bangunan atau konstruksi pada Agustus 2014 naik 0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Penyebabnya, harga komoditas juga terkerek ke atas.

Misalnya aluminium, serta pipa dan asesorisnya yang mengalami peningkatan masing-masing 0,79 persen dan 0,74 persen (mtm). Sementara batu hias dan batu bangunan naik 0,59 persen. Untuk besi dan pasir masing-masing naik 0,53 persen.
      
"Pada Agustus 2-14. Semua kelompok jenis bangunan mengalami kenaikan indeks. Kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal naik paling tinggi sebesar 0,44 persen (mtm)," kata Kepala BPS Suryamin.
      
Menurut Suryamin, kenaikan juga terjadi pada kelompok bangunan pekerjaan umum untuk pertanian sebesar 0,30 persen (mtm). Sementara kelompok bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan terkerek 0,35 persen (mtm). Kelompok bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi meningkat 0,40 persen.
      
Karena kenaikan tersebut, kata Suryamin, secara keseluruhan IHPB pada Agustus 2014 naik dari 121,0 menjadi 121,49 (mtm). Kenaikan IHPB bahan bangunan atau konstruksi di Indonesia dipicu kenaikan kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, yang menyumbang andil 0,21 persen.

Yang lainnya, seperti kelompok bangunan pekerjaan untuk pertanian hanya berkontribusi 0,02 persen terhadap keseluruhan kenaikan.
      
Sejalan dengan catatan Bank Indonesia (BI), harga properti residensial untuk semua tipe rumah pada kuartal II 2014 meningkat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).

Merujuk survei harga properti residensial di kota besar, pada kuartal kedua 2014 berada pada level 176,31 atau meningkat 1,69 persen (qtq). Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang naik 1,45 persen (qtq).

"Kenaikan harga bahan bangunan mencapai 32,11 persen (qtq) dan upah pekerja sebesar 23,09 persen (qtq) merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.
      
Tercatat, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 2,09 persen (qtq). Sementara dari segi wilayahnya, Manado membukukan kenaikan harga paling tinggi sepanjang periode survei sebesar 9,54 persen (qtq).

"Kalau di Manado, terutama pada rumah tipe besar  naik 11,13 persen, setelah mengalami stagnasi pertumbuhan pada dua kuartal sebelumnya," jelasnya.
      
Selain itu, kenaikan harga yang cukup tinggi juga terjadi di Makassar (6,50 persen), terutama pada rumah tipe menengah sebesar 7,81 persen (qtq).

"Namun kenaikan harga properti tersebut sejalan dengan tumbuhan perekonomi di kedua wilayah, yang menjadi pintu gerbang pembangunan ekonomi di wilayah timur. sehingga mengundang pengembang untuk membangun properti residensial," tuturnya. (gal/agm)


JAKARTA - Masyarakat yang hendak membeli properti baik residensial maupun komersial perlu merogoh kocek cukup dalam. Sebab, hingga kini material


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News