BI Rate Tinggi, Rupiah Masih Tren Depresiasi

BI Rate Tinggi, Rupiah Masih Tren Depresiasi
BI Rate Tinggi, Rupiah Masih Tren Depresiasi

jpnn.com - JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5 persen selama sepuluh bulan berturut-turut.

Tingginya suku bunga tersebut menarik besarnya aliran dana asing masuk ke tanah air. Akan tetapi, kondisi itu masih belum cukup mengangkat posisi rupiah menguat terhadap valuta asing (valas) khususnya dollar AS (USD).

Otoritas moneter mencatat, rupiah memiliki kecenderungan melemah terbatas, namun dengan tingkat volatilitas yang terjaga.

Rata-rata, rupiah melemah 0,24 persen per Agustus 2014, dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm), menjadi Rp 11.710 per USD. Secara point to point (ptp) rupiah terdepresiasi sebesar 1,03 persen, ditutup pada level Rp 11.698 per USD.

Padahal, tawaran suku bunga Indonesia yang cukup seksi tersebut menarik perhatian investor asing untuk menggelontorkan valasnya. Misalnya, hingga Agustus 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai USD 14,4 miliar. Tidak pelak, cadangan devisa Indonesia mampu menyentuh angka USD 111,2 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, pelemahan rupiah lebih dikarenakan pengaruh sentimen, baik eksternal maupun domestik.

"Secara eksternal, sentimen dinamika geopolitik cukup mempengaruhi pergerakan rupiah," ungkap Tirta, di Gedung BI, kemarin (11/9).

Selain itu, tambah Tirta, rupiah juga terkena sentimen pelemahan ekonomi Tiongkok, serta kemungkinan normalisasi kebijakan The Fed yang lebih cepat dari perkiraan semula,

JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5 persen selama sepuluh bulan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News