Cerita Dua Mantan Komandan Paspampres Kawal Presiden dan Wapres

Mega Senang Jajan Kuliner, Soeharto Penuh Ancaman

Cerita Dua Mantan Komandan Paspampres Kawal Presiden dan Wapres
KEHORMATAN: Nono Sampono blusukan ke kampung-kampung saat kampanye pencalonan dirinya sebagai cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. (Ferry/IndoposJPNN)

jpnn.com - Sejak terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (dapil) Maluku, aktivitas Nono Sampono semakin padat. Bertemu senator 61 tahun itu juga bukan perkara mudah. Nono mengakui, sejak berada di Senayan (gedung DPR), dirinya sangat sibuk.

’’Seperti ini, selain bertemu Anda, saya punya agenda lain yang harus saya hadiri,’’ ujarnya lantas tersenyum saat ditemui di Hotel Borobudur, Kamis malam (11/9).

Nono memang dikenal sebagai politikus asal Maluku. Namanya sempat moncer saat dirinya berpasangan dengan Alex Noerdin menjadi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2012. Meski akhirnya kalah oleh pasangan Jokowi-Ahok, Nono tetap tidak kapok berpolitik. Dia kembali mencoba peruntungan dengan maju sebagai bakal calon gubernur Maluku periode 2013–2018. Namun, lagi-lagi dia gagal.

Meski begitu, Nono tidak menyerah. Pada 2014, pensiunan jenderal bintang tiga TNI Angkatan Laut (AL) itu mencalonkan diri menjadi anggota DPD. Kali ini perjuangannya tidak sia-sia. Nono terpilih menjadi anggota DPD dari dapil Maluku. Bahkan, kini dia digadang-gadang bisa menjadi ketua DPD.

Di balik kiprah politiknya, tidak banyak yang tahu bahwa Nono pernah menjadi komandan Paspampres pada era Presiden Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, dia juga dipercaya menjadi wakil komandan Paspampres saat Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Bagi pejabat berdarah Madura dan Ambon itu, dua posisi tersebut merupakan kehormatan tersendiri. ’’Saya termasuk menabrak tradisi. Sebab, sebelum saya, belum pernah ada perwira atau komandan Paspampres dari angkatan lain selain Angkatan Darat. Jadi, bagi saya, ini kebanggaan,’’ ungkap mantan kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) itu.

Tentu saja banyak pengalaman menarik yang dicatat Nono selama mengawal dua presiden pada era reformasi itu. Tidak selamanya serius. Banyak juga hal-hal lucu mengiringi tugas berat tersebut. Salah satu pengalaman menegangkan dialami saat Megawati melakukan kunjungan kerja ke 12 kabupaten/kota di Papua selama 10 hari. Saat itu, pada 2001, situasi politik-keamanan di tanah air belum stabil pascareformasi. Terjadi kerusuhan di banyak daerah.

Nah, dalam kunjungan ke Papua tersebut, rombongan Megawati sempat dikepung massa Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan kelompok-kelompok lain. Saat itu Megawati tengah berpidato di hadapan ribuan warga Papua. Tiba-tiba, ratusan anggota OPM merangsek ke depan podium sambil mengibar-ngibarkan bendera Bintang Kejora. Mereka juga membawa aneka senjata. Bahkan, seorang pemimpin OPM meminta kesempatan untuk berpidato di mimbar yang ditempati Mega.

Sejak terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (dapil) Maluku, aktivitas Nono Sampono semakin padat. Bertemu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News