Dituding Khianati Demokrasi, SBY Hanya Tertawa

Dituding Khianati Demokrasi, SBY Hanya Tertawa
Dituding Khianati Demokrasi, SBY Hanya Tertawa

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tahu bahwa banyak pihak yang menudingnya sebagai pengkhianat demokrasi jika ia pun mendukung pelaksanaan pilkada dilakukan di DPRD.

Namun, Kepala Negara tersebut tampaknya tak ingin ambil pusing. Ia mengaku sudah sering disudutkan selama ini. "Kalau soal disudutkan saya sudah 10 tahun disudut-sudutkan," ujar SBY sambil tertawa saat diwawancara melalui kanal Youtube.

SBY mempertanyakan pihak yang menudingnya. Pasalnya, kata dia, perdebatan soal opsi pilkada langsung dan tak langsung ada di parlemen dan tak ada sangkut paut dengan dirinya.

"Kalau kita jernih berpikir. Yang berseberangan ini siapa? Yang beda pendapat secara keras ini siapa? Ini kan di parlemen. Antara kekuatan politik A dan B, kenapa kok dilarikan ke SBY. Tapi itulah politik. Saya paham," sambungnya.

Presiden menegaskan bahwa pembahasan rancangan undang-undang (RUU) Pilkada adalah kerja pemerintah dan DPR RI. Ia tidak berhak ikut campur sebagai Presiden dalam pembahasan undang-undang tersebut. Oleh karena itu, ujar SBY, salah alamat jika ada yang menudingnya sebagai pengkhianat demokrasi.

"Kecuali kalau ini ini Peraturan Pemerintah (PP) atau Keppres, maka saya yang bertanggungjawab. Kalau ada Keppres yang nyata-nyata tidak tepat, maka saya khianati reformasi. Kalau ini kan UU aturan mainnya dirumuskan DPR dan pemerintah," sambungnya.

Meski demikian, SBY mengaku sebagai kepala negara secara moral ia tetap ikut mengembangkan pikirannya. Itu, kata dia, yang sedang dilakukannya bersama Partai Demokrat, untuk menentukan sikap dalam pembahasan RUU Pilkada tersebut. "Tidak disudutkan pun, saya akan jalankan tugas saya bagaimana agar UU betul-betul baik bagi kita," tandas SBY. (flo/jpnn)


JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tahu bahwa banyak pihak yang menudingnya sebagai pengkhianat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News