Juanda Tidak Ditutup, tapi Siap-siap Delay

Juanda Tidak Ditutup, tapi Siap-siap Delay
Juanda Tidak Ditutup, tapi Siap-siap Delay

jpnn.com - JAKARTA - Mabes TNI memang memastikan Bandara Juanda tidak akan ditutup total pada puncak peringatan HUT Ke-69 TNI di Surabaya, 7 Oktober mendatang.

Namun, sebagian jadwal penerbangan sipil di bandara tersebut bakal disela untuk lepas landas dan pendaratan sejumlah pesawat serta helikopter TNI. Para penumpang yang telanjur membeli tiket dari dan ke Juanda harus bersiap menghadapi delay penerbangan.
 
Rencananya, TNI mengerahkan 205 pesawat serta helikopter dalam fly pass peringatan HUT TNI. Yang bakal dipamerkan adalah 45 pesawat milik TNI-AD, 23 pesawat TNI-AL, dan 138 pesawat TNI-AU.
 
Juanda akan dipakai pesawat latih dan helikopter. Landasan udara (lanud) lain di Jawa Timur juga akan digunakan. Yakni, Lanud Iswahjudi Madiun untuk pesawat tempur dan Lanud Abdul Rahman Saleh Malang untuk pesawat propeller (baling-baling).
 
Kadispenau Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyatakan, pihaknya sudah menetapkan wilayah udara yang akan steril selama masa latihan maupun acara puncak. Di area dermaga Ujung, militer mengeblok wilayah udara pada koordinat 7" 44-8 LS.

 "Lebar area 60 nautical mile dan panjangnya dari timur ke barat 90 nautical mile," katanya saat ditemui di kantor Puspen TNI kemarin.
 
Kemudian, untuk kawasan timur Surabaya, pihaknya mengeblok area sekitar Pulau Kambing, Sampang. Untuk Bandara Juanda, kawasan steril diberlakukan dalam radius 10 nautical mile. Blocking ketinggian jelajah akan dilakukan pada 500-18.000 feet.

Dari sisi ketinggian, bisa dipastikan penerbangan komersial yang biasa mengudara di atas ketinggian tersebut tidak akan terganggu.
 
Blocking akan dilakukan saat geladi kotor 2-4 Oktober, geladi resik (6 Oktober), dan acara puncak (7 Oktober). Namun, dia memastikan tidak ada penutupan di wilayah landasan. Jadwal penerbangan yang sudah ada akan disisipi penerbangan dan pendaratan pesawat militer.
 
Hadi mencontohkan, saat hari H, pesawat militer akan lepas landas menuju holding area sekitar pukul 10.30. Saat itu landasan akan diblok beberapa saat, sekitar 30 menit, guna memberikan kesempatan bagi pesawat dan helikopter militer untuk lepas landas. Setelah seluruhnya lepas landas, penerbangan sipil bisa dilanjutkan.
 
Artinya, pesawat sipil masih bisa mengantre di apron untuk menunggu giliran take-off. "Nanti setelah fly pass di Dermaga Ujung, mereka kembali lagi ke Juanda. Delay lagi 30 menit," lanjutnya.
 
Mekanisme delay itu saat ini masih terus dikoordinasikan dengan Airnav selaku otoritas yang mengatur jadwal penerbangan di Juanda. Airnav masih mencarikan solusi bagi pesawat sipil yang seharusnya lepas landas atau mendarat pada jam dan menit tersebut.
 
Hal serupa diberlakukan terhadap pesawat sipil yang hendak mendarat. Opsinya, antara lain, diminta menunggu di udara seperti halnya antrean mendarat di Bandara Soekarno-Hatta atau mengalihkan penerbangan. Yang jelas, blocking area 10 nautical mile kawasan udara Juanda hanya diberlakukan saat pesawat militer berangkat dan kembali ke bandara tersebut.
 
Hadi menuturkan, hasil koordinasi antara TNI-AU dan Airnav akan menentukan jam dan menit ke berapa pesawat militer disisipkan di antara penerbangan sipil. Dengan demikian, sejak awal bisa ditentukan banyaknya penerbangan yang delay sehingga bisa langsung diinformasikan kepada maskapai.
 
Lalu lintas udara di sekitar Surabaya akan diatur dengan menggunakan radar, bukan lagi sistem manual. Pesawat sipil bakal diarahkan untuk menghindari area dan ketinggian yang digunakan untuk fly pass pesawat militer.
 
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menjelaskan, perayaan HUT TNI kali ini sengaja dibuat besar karena beberapa hal. Antara lain, menjadi pertanggungjawaban kepada presiden atas kondisi TNI saat ini. Dengan demikian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak sampai membebani pemerintahan selanjutnya dalam hal militer.
 
Rencananya, presiden terpilih Joko Widodo juga hadir bersama SBY pada puncak peringatan HUT TNI tersebut. Diharapkan, setelah melihat show of force TNI, keduanya akan membicarakan peningkatan kemampuan TNI.
 
Kemudian, pergelaran besar itu juga merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat sekaligus menepis anggapan bahwa TNI lemah. "Kami akan perlihatkan kekuatan TNI kepada masyarakat sebagai jawaban atas anggapan-anggapan tersebut," tegasnya.
 
Untuk biaya, Fuad menyatakan belum mendapat perinciannya. Yang jelas, biaya kegiatan secara keseluruhan mencapai Rp 20 miliar. Namun, angka tersebut bisa berubah, bergantung kondisi di lapangan. Sebab, akan ada unjuk kekuatan berupa serangan militer yang sesungguhnya.

"Misalnya, ada penembakan (rudal) exocet, harganya sudah Rp 40 miliar sendiri (per unit)," ungkapnya. (byu/c5/sof)


JAKARTA - Mabes TNI memang memastikan Bandara Juanda tidak akan ditutup total pada puncak peringatan HUT Ke-69 TNI di Surabaya, 7 Oktober mendatang.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News