Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang

Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang
PASANGAN BAHAGIA: Patricia Eka Mutiara (empat dari kiri) dan Stanley Liem (lima dari kiri) bersama orang tua dan kerabat usai resepsi pernikahan. Dimas Alif/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - JIKA pernikahan diibaratkan memasuki gerbang baru, Freddy H. Istanto benar-benar mempersiapkannya. Beberapa jam menjelang resepsi, Direktur Sjarikat Poesaka Soerabaia itu terlihat sibuk di area Taman Sari Poolside Hotel Bumi, Surabaya. Hari itu, 14 September, bukan pernikahannya. Yang menikah adalah putri mbarep-nya, Patricia Eka Mutiara.


Laporan Rima Gusriana Harahap, Surabaya
===============================


Dan acara tersebut bukanlah acara pernikahan resmi mereka. Itu adalah resepsi. Mereka menyebutnya The Celebration of Love. Semacam ngundhuh mantu ala orang Jawa, tetapi ini diselenggarakan keluarga mempelai putri.

Sementara itu, keramaian mulai terlihat di area pesta. Suasana beberapa lantai di atasnya lebih lengang. Tidak banyak orang yang bicara. Hanya tangan-tangan gesit para make-up artist yang bergerak lihai merias wajah sang mempelai. Sapuan kuas bersanding mesra dengan kilatan blitz fotografer. Di kejauhan, di balik jendela kaca, tampak Suramadu membentang dan Patung Jalesveva Jayamahe menjulang.

Ya, hari itu Patricia menikah. Putri dekan industri kreatif Universitas Ciputra tersebut menikah dengan pasangannya, warga Tionghoa keturunan Indonesia yang menetap di Belanda, Stanley Liem. Hubungan yang telah berlangsung 10 tahun itu akhirnya berlabuh juga di pelaminan.

”Saya bahagia akhirnya bisa menikahi Patricia,” ujar Stanley dengan bahasa Indonesia yang fasih. Sejak orang tuanya hijrah ke Belgia pada 1960-an, Stanley dan keluarga memang melepas kewarganegaraan Indonesianya. Meski begitu, pria kelahiran Antwerpen, 30 tahun lalu, itu tidak pernah merasa jauh dari Indonesia.

”Di Belgia dan Belanda, banyak teman saya yang dari Indonesia,” ungkap Stanley. Pertemanan itu pulalah yang akhirnya membuka jalan perkenalannya dengan Patricia. Tepatnya, melalui gereja.

”Di gereja kami kali pertama bertemu. Saat bertemu, saya langsung tertarik sama dia (Patricia, Red),” ungkap lelaki itu sambil tak henti tersenyum. Ah ya, salah satu ciri khas Stanley memang senyumnya. Stanley sang murah senyum, begitu mereka menjulukinya.

JIKA pernikahan diibaratkan memasuki gerbang baru, Freddy H. Istanto benar-benar mempersiapkannya. Beberapa jam menjelang resepsi, Direktur Sjarikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News