Festival Sitti Nurbaya Masih Minim Promosi

Festival Sitti Nurbaya Masih Minim Promosi
Festival Sitti Nurbaya Masih Minim Promosi

jpnn.com - PADANG - Upaya Pemko Padang menggenjot sektor kepariwisataan Kota Padang tampaknya masih jauh dari harapan. Pasalnya, Pemko dan pelaku wisata berjalan sendiri-sendiri dalam mempromosikan pariwisata. Akibatnya, target market yang ingin dicapai tidak maksimal. 

Contohnya, Festival Sitti Nurbaya (FSN) ke-4 yang dibuka oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Kamis (18/9) lalu di Lapau Panjang Cimpago (LPC) Pantai Purus Padang.

Menurut Ketua Asosiasi Usaha Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar, Ian Hanafiah, kegiatan FSN ini minim promosi. “Pemko berjalan sendiri dalam mempromosikan agenda tahunan ini. Padahal kalau Asita dilibatkan, Pemko bisa menjual produk wisata ini ke wisatawan mancanegara. Saya tahunya FSN ini dari baliho dan pemberitaan media. Tidak pernah ada instansi terkait yang memberitahu kami soal FSN ini. Saat pembukaannya, kami dari Asita tak diundang,” kata Ian kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), Minggu (21/9).

Seharusnya, sebut Ian, Pemko Padang bisa saling bersinergi dengan para pelaku wisata jika menggelar suatu event. Sebab, komunikasi dan koordinasi antar kedua pihak ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kunjungan dan mengembangkan destinasi wisata Kota Padang.

Ian tak menampik, agenda atau perlombaan yang digagas dalam FSN ini sangat bagus dan menarik. Karena merupakan salah satu upaya Pemko dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya asli Minangkabau. Namun, sayangnya tidak melibatkan para pelaku wisata. “Padahal saat ini tamu-tamu dari luar sangat banyak datang ke Padang. Hotel-hotel di Padang dan Bukit Tinggi semuanya penuh. Tapi, karena teman-teman dari travel agent banyak yang tidak tahu kegiatan FSN ini, maka FSN tidak masuk dalam agenda mereka,” jelas Ian.

Jika pelaku wisata dilibatkan jauh-jauh hari, maka mereka bisa menjual produk tersebut ke luar dengan harapan bisa mendatangkan wisatawan ke Padang guna menyaksikan pagelaran FSN tersebut. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Kota Sawahlunto. Ian menilai, Pemko Sawahlunto sudah matang dalam menjual kepariwisataannya ke dunia luar. Setiap ada kegiatan wisata, pelaku wisata selalu dilibatkan. Sehingga mereka bisa saling memberi saran dan masukan satu dengan yang lain.

“Apabila kondisi ini terus berlanjut, perkembangan pariwisata di Padang akan bergerak lambat. Akibatnya, potensi pendapatan dari sektor ini yang seharusnya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga PAD akan hilang karena kesalahan dalam mempromosikan potensi pariwisata,” ujarnya.

Eri Mefri, budayawan Sumbar mengatakan, di Sumbar sudah ada beberapa festival namun belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan.
”Sekarang ada festival Sitti Nurbaya yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kota padang namun kita tidak tahu pasti apa tujuan akhir dari kegiatan tersebut,” ujarnya.

PADANG - Upaya Pemko Padang menggenjot sektor kepariwisataan Kota Padang tampaknya masih jauh dari harapan. Pasalnya, Pemko dan pelaku wisata berjalan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News