Kebakaran Hutan Masih Level Kronis

Tidak Ada Kenaikan Penderita ISPA

Kebakaran Hutan Masih Level Kronis
Kebakaran Hutan Masih Level Kronis

jpnn.com - JAKARTA - Kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan belum juga tuntas ditangani. Upaya pemadaman dengan hujan buatan memang mampu menurunkan jumlah titik api.

Namun, upaya tersebut akan sia-sia jika pembakaran oleh orang-orang tidak bertanggung jawab masih terus berlangsung.
    
Pantauan dua satelit terhadap titik api seharian kemarin menunjukkan hasil yang berbeda. Satelit NOAA 18 mencatat titik api tersebar di Sumsel sejumlah 31 titik, Kalbar (45), Kalteng (25), dan Kaltim (3) dengan luas setiap titik lebih dari 110 hektare.
       
Sedangkan satelit Terra Modis NASA mencatat sebaran titik yang lebih banyak karena mampu mendata titik api dengan luasan minimum enam hektare. Yakni, Sumsel (35 titik), Lampung (7), Kalbar (86), Kalteng (451), Kalsel (75), dan Kaltim (132).
       
Indikasi pembakaran hutan secara sengaja terlihat di Sumsel, khususnya di Ogan Komering Ilir (34 titik) dan Lubuk Linggau (1).

"Kebakaran berada di perkebunan dan lahan dekat permukiman, yang mengindikasikan bahwa lahan itu sengaja dibakar," terang Kepala Pusat data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta kemarin (21/9).
       
Biasanya, modus yang terjadi di Sumsel adalah kombinasi antara illegal logging dan pembakaran lahan. Karena itu, dia mendesak aparat kepolisian untuk lebih aktif lagi dalam menindak para pembakar hutan terssebut.
       
Sutopo menjelaskan, upaya pemadaman dengan hujan buatan maupun bom air masih belum dihentikan. BNPB mengerahkan 9 helikopter pemboman air. Masing-masing berada di Sumsel (4 unit), Riau (1), Kalbar (1), dan Kalteng (3).
       
Kemudian, pesawat Hercules C-130 TNI AU telah melakukan operasi hujan buatan dengan menaburkan NaCl (garam dapur halus) sejumlah empat ton di Sumsel kemarin siang. Hasilnya, hujan turun lebih cepat di Kota Palembang dan sekitarnya. Kemudian, pemadaman manual dari darat juga tetap dilakukan.
       
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus bersiap untuk mengantisipasi kelonjakan penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat asap yang timbul. Ribuan masker pun telah disiapakan oleh dinas kesehatan setempat.
       
"Dinkes sudah siapkan (masker), kita antisipasi adanya kejadian luar biasa akibat asap yang beberapa waktu lalu semakin pekat," ujar Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) Akmal Tahir.
       
Saat ini sendiri, udara di Medan, Riau, dan Jambi masih berada dalam situasi tidak sehat. Alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih berada diatas 100 yang menunjukkan pencemaran udara tinggi.

Kendati demikian, menurut laporan yang diterimanya, belum ada pengaruh nyata asap yang muncul pada kejadian ISPA baik di Sumatera Utara, Riau, maupun Jambi.

"Belum ada peningkatan apapun untuk penyakit ISPA. Meski demikian kita akan terus monitor kabut asap di tiap kota," tandasnya. (Byu/mia)


JAKARTA - Kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan belum juga tuntas ditangani. Upaya pemadaman dengan hujan buatan memang mampu menurunkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News