ISIS Ancam Bunuh Warga Sipil Pro-AS

ISIS Ancam Bunuh Warga Sipil Pro-AS
ISIS Ancam Bunuh Warga Sipil Pro-AS

jpnn.com - BEIRUT - Militan Negara Islam alias Islamic State (IS) yang dulunya disebut ISIL atau ISIS kembali menebar ancaman. Minggu malam waktu setempat (21/9) kelompok yang bersarang di perbatasan Iraq dan Syria itu mengimbau seluruh muslim di dunia untuk membunuh warga sipil dari negara-negara yang tergabung dalam koalisi antijihad.

"Wahai umat yang percaya (kepada Tuhan, Red), jangan biarkan pertempuran ini berlalu begitu saja. Kalian harus menyerang tentara-tentara, pasukan, dan para pendukung tiran. Kalian harus menyerang polisi, pasukan keamanan, dan intelijen mereka," seru Jubir ISIS Abu Mohammed al-Adnani. Rekaman audio berdurasi 42 menit tersebut disebarluaskan media militan, Al-Furqan, melalui internet.

Selain personel militer, ISIS mengimbau seluruh umat Islam untuk menghabisi warga sipil negara-negara koalisi. "Jika kalian mempunyai kesempatan membunuh seorang kafir Amerika atau Eropa, terutama dari Prancis yang dengki atau Australia, Kanada, dan negara-negara koalisi, bunuhlah dengan cara apa saja," papar Adnani dalam bahasa Arab.

Dalam kesempatan itu, Adnani juga menyatakan kesiapan para militan ISIS untuk memerangi pasukan koalisi di bawah komando militer Amerika Serikat (AS). Meski mulai terdesak karena militer AS dan Prancis melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke sarang mereka, ISIS menolak disebut kalah. Kelompok sempalan Al Qaeda Iraq tersebut pun menebar lebih banyak ancaman demi mendongkrak pamornya.

Sedikitnya 40 negara bergabung dalam koalisi antijihad yang digagas AS. Selain itu, Washington bakal memberikan bekal militer kepada sekitar 5.000 pemberontak Syria di Arab Saudi.

Selanjutnya, pasukan lokal tersebut akan mendukung aksi antiteror AS dan pasukan koalisi di perbatasan Iraq dan Syria. Terkait dengan hal itu, Adnani pun melarang para pemuda muslim bergabung dalam pasukan bentukan AS tersebut. (AP/AFP/hep/c20/ami)


BEIRUT - Militan Negara Islam alias Islamic State (IS) yang dulunya disebut ISIL atau ISIS kembali menebar ancaman. Minggu malam waktu setempat (21/9)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News