Kisah Juru Masak Kapal Perang Markas KRI Makassar

Kisah Juru Masak Kapal Perang Markas KRI Makassar
Priyando (kiri) dan Alfan Khoirul menunjukkan kemahiran memasak cepat di dapur rumah jabatan komandan satuan kapal amfibi. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

jpnn.com - Kamis siang (18/9) yang terik di Dermaga Semampir, Mako Armatim, KRI Makassar baru sandar. Kapal itu bagian dari armada pendukung di lingkungan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Armatim, satuan yang hari ini, 25 September, berumur 56 tahun.

= = = = = = = = = = = = =

KAPAL jenis landing platform dock (LPD) itu mengangkut ratusan prajurit Kostrad. Di dalam perut kapal terdapat berbagai kendaraan taktis dan kendaraan tempur pasukan matra darat. Kapal tersebut berlayar dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta, sehari sebelumnya. Itu bagian dari pergeseran pasukan dan material menjelang peringatan HUT Ke-69 TNI.

Dalam rutinitasnya, KRI Makassar menjadi kapal markas dalam berbagai operasi. Jumlah personel yang diangkut dalam setiap misi berkisar 600–700 orang. Komposisinya, 500-an penumpang sesuai kapasitas akomodasi plus 120-an awak kapal masuk kamar. Selebihnya, penumpang dapat menggunakan fasilitas di masing-masing geladak serbaguna kapal yang didesain seperti penginapan terapung.

TNI-AL punya empat kapal sejenis KRI Makassar. Di antaranya, KRI Surabaya dan KRI dr Soeharso (semuanya produksi Korsel dan bermarkas di Armatim). Dua lainnya KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh (produksi PT PAL Surabaya, bermarkas di Kolinlamil Jakarta). Kini KRI dr Soeharso, eks KRI Tanjung Dalpele, difungsikan sebagai rumah sakit apung.

Mereka yang bertugas di KRI Makassar atau kapal setipe bakal merasa ”berakrobat” setiap hari. Terutama yang terlibat urusan dapur atau juru masak. Itu dialami dua bintara korps suplai. Yakni, bintara perbekalan Serma Bek Priyando dan bintara tata graha Serma TTG Alfan Khoirul.

Dua personel senior itu ditugaskan di departemen logistik KRI Makassar sejak kapal tersebut diambil pada 2006 dari Daesun Shipbuilding & Engineering, Korea Selatan. ’’Bertugas di kapal protokol yang sedang beroperasi rasanya hampir seperti tidak ada waktu senggang,’’ ungkap Priyando.

Waktu 24 jam nyaris full time digunakan di dapur geladak H. Lantaran jumlah bahan pokok dan lauk pauk yang dimasak ekstra banyak untuk kebutuhan ratusan anggota, dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya tiga jam untuk mengolah bahan makanan sesuai porsi hingga siap saji.

Kamis siang (18/9) yang terik di Dermaga Semampir, Mako Armatim, KRI Makassar baru sandar. Kapal itu bagian dari armada pendukung di lingkungan Satuan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News