Beri ASI Turunkan Risiko Kanker Payudara

Beri ASI Turunkan Risiko Kanker Payudara
Beri ASI Turunkan Risiko Kanker Payudara

SURABAYA - Oktober ini adalah bulan breast cancer awareness atau pemahaman mengenai kanker payudara. Pemahaman mengenai kanker tersebut penting karena angka kematian akibat breast cancersemakin meningkat. Dipaparkan dr Dwirani R. Pratiwi SpB, lebih dari 98 pasien kanker payudara bisa diobati. Asalkan, mereka datang lebih dini. Namun, belakangan tren itu berubah.

"Sebelumnya kanker mulut rahim menjadi pembunuh nomor satu untuk perempuan. Tetapi, kini tren tersebut bergeser dan digantikan breast cancer," ujar dokter spesialis bedah RS Onkologi Surabaya itu saat menjadi pembicara dalam event Stand Up For Pink di Miracle Aesthetic Clinic, M.H. Thamrin, Surabaya, kemarin. 

Wiwin, panggilan akrab Dwirani R. Pratiwi yang juga spesialis breast aesthetic itu melanjutkan, keterlambatan dalam penanganan kanker tak lepas dari pasien yang menunda untuk memeriksakan diri. Selain itu, banyak faktor risiko yang andil di dalamnya. "Faktor genetik maupun pola hidup yang buruk seperti merokok maupun kurang olahraga tak bisa dituding jadi tersangka utama," ulasnya. 

Selain lifestyle, ujar Wiwin, ada faktor lain yang meningkatkan risiko kanker payudara. Yakni, keengganan untuk memberikan air susu ibu kepada bayi. "Tak hanya baik bagi si kecil, menyusui pun punya peran besar dalam tubuh sang ibu," sambungnya. 

SURABAYA - Oktober ini adalah bulan breast cancer awareness atau pemahaman mengenai kanker payudara. Pemahaman mengenai kanker tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News