Pasar Properti Mulai Oversupply
Minggu, 05 Oktober 2014 – 07:08 WIB
JAKARTA - Pengembangan properti di beberapa kota besar mulai jenuh lantaran terjadi kelebihan pasokan (oversupply). Karena itu, pengembang harus lebih cermat menghitung antara biaya konstruksi dengan pengembalian investasi (return of investment).
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyatakan, pergerakan bisnis properti di beberapa wilayah perlu diwaspadai lantaran berpotensi terjadi suplai yang berlebihan. ''Ini market warning karena ada ancaman oversupply di masa mendatang. Pengamatan kami, mulai terjadi perlambatan pasar properti pada 2014,'' ujarnya kemarin (3/10).
Baca Juga:
Dia mencontohkan, di Jakarta pengembangan trade center mulai jenuh karena terlalu banyak dibangun di setiap sudut kota. Demikian juga, pengembangan apartemen mewah mulai jenuh. Meski begitu, tidak semua lokasi jenuh. Sebab, beberapa wilayah justru potensial untuk pengembangan apartemen menengah. ''Potensi apartemen menengah masih terbuka di beberapa lokasi non-CBD (central business distric),'' tandasnya.
Untuk Bandung, terlihat ada kejenuhan pengembangan hotel bujet. Tetapi, pengembangan kondotel masih potensial. Demikian juga, pengembangan hotel bujet di Jogjakarta mulai jenuh. Untuk Surabaya, pengembangan semua jenis properti masih potensial. Walau begitu, pengembangan apartemen dan gedung perkantoran paling disarankan seiring dengan tumbuhnya aktivitas bisnis di Kota Pahlawan itu. ''Apartemen dan perkantoran berpotensi bangkit,'' ungkapnya.
JAKARTA - Pengembangan properti di beberapa kota besar mulai jenuh lantaran terjadi kelebihan pasokan (oversupply). Karena itu, pengembang harus
BERITA TERKAIT
- Penuhi Kebutuhan Gula Masyarakat, PT SGN Segera Giling Tebu Petani
- PIS Sukses Tekan Emisi Karbon 25,4 Ribu Ton Setara CO2
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
- Bea Cukai Tanjung Priok Layani Ratusan Importir dan Eksportir Berstatus Mitra Utama
- Rasio Kredit Berisiko LB Bank Turun di Bawah 35 Persen, Ini Penyebabnya
- Mudik Lebaran 2024, Tol Trans Sumatera Dilintasi 2,1 Juta Kendaraan